Dalam
kehidupan, Sekolah dan kelas merupakan komunitas siswa dari satuan unit kecil dari masyarakat.
Melalui sekolah siswa diharapkan menjadi terpelajar, terampil, meningkat
wawasan, pengetahuan dan kemampuannya sehingga penuh percaya diri dan akhirnya
bermuara pada peningkatan peningkatan kualitas hidup. Dalam di sekolah tidak
bisa terlepas dari kegiatan belajar mengajar, yang meliputi seluruh aktivitas
yang menyangkut pemberian materi pelajaran agar siswa memperoleh kecakapan
pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan.
Tercapainya tujuan pembelajaran salah
satu indikatornya adalah tinggi rendahnya hasil belajar yang diraih siswa
setelah mengikuti proses belajar mengajar, Tinggi rendahnya hasil bleajar akan memberikan sumbangan
dalam mencapai kesuksesan masa depan siswa. Dalam kegiatan proses pembelajaran
di dalam kelas, pengajar memegang peranan yang sangat penting dalam berjalannya
proses pembelajaran. Segala kegiatan yang ada di dalam kelas sepenuhnya
tanggung jawab pengajar sehingga keberhasilan atau kegagalan kelas tersebut
ditentukan oleh peran pengajar pada umumnya. Keterbatasan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran sering menjadi salah satu kendala terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran.
A. Perspektif Mengenai Kelas sebagai Komunitas Belajar
Proses
mengembangkan kelas sebagai komunitas belajar mengharuskan guru memperhatikan banyak fitur dari para siswa
dan kelas mereka. Beberapa gagasan mengenai hal ini berasal dari tahun-tahun
terdahulu. Beberapa gagasan lebih baru.
Bagian ini
membahas tiga topik. Pertama, disajikan perspektif yang agak kuno yaitu
persfektif yang memandang kelas sebagai tempat dimana kebutuhan individu dan
kelompok dipenuhi dan dimana kegiatan harian mencerminkan kehidupan diluar
sekolah. Kedua, diberikan penjelasan singkat mengenai motivasi dan bagaimana
pilihan-pilihan guru mengenai trategi-strategi motivasi mempengaruhi
perkembangan komunitas belajar serta mengenai seberapa banyak siswa terlibat
dalam pembelajaran.ketiga, di jelaskan mengenai konsep komunitas belajar
tersebut tersendiri dan cirri-ciri komunitas belajar yang positif.
ü
Gabungan
individu dan kelompok
Hubungan
antara individu dan kelompok merupakan hal kompleks dalam konteks apapun dan
seringkali di penuhi dengan di lema. Memikirkan mengenai hubungan
individu-kelompok berawal dari karya psikolok-psikolok social zaman dahulu,
yang di pimpin oleh Kurt Lewin yang terkenal (Lewin, Lippit, & Wite, 1951)
dan banyak kolega mereka yang tertarik pada bagian kombinasi kebutuhan individu
dan kondisi lingkungan menjelaskan perilaku manusia.
Getzels dan Thelen (1960) menerapkan dan mengembangkan
model dua di mensi untuk melihat hubungan antara kebutuhan perorangan siswa dan
kondisi kehidupan kelas, yaitu:
1.
Dimensi
pertama dari model ini menjelaskan bagaimana dalam kelas ada individu-individu
dengan motif kebutuhan tertentu.
Perpektif ini dapat di sebut di mensi individu kehidupan kelas.
2.
Dimensi
ke dua dari model ini bagaimana kelas ada dari konteks social untuk memenuhi
tujuan sistem. Dimensi ini dapat di sebut dimensi kelompok dari kelas.
Bagi guru,
faktor terpenting dalam sisi individu model ini adalah motivasi karena konsep
komunitas belajar merupakan faktor terpenting dalam di mensi sosial kehidupan
kelas.
B. Dukungan
Teoritis dan Empiris
Ø
Motivasi Manusia
Motivasi biasanya di definisikan sebagai proses
merangsang prilaku kita atau membangkitkan kita untuk mengambil tindakan
motivasi inilah yang membuat kita melakukan apa yang kita lakukan. Dari table
di bawah ada beberapa cirri-ciri perseorangan dan kelompok dari komunitas
belajar yang produktif yaitu:
Perseorapngan
·
Guru dan siswa berbagi tujuan umum.
·
Para siswa melihat diri mereka untuk merasa mampu dan menentukan nasib
diri sendiri.
·
Para siswa melihat diri mereka sebagai pelajar dengan gaya tarik yang
tinggi untuk satu sama lain.
·
Para siswa dan guru berkaca pada pengalaman masa lalu dan merayakan
prestasi.
|
Kelompok
·
Terdapat norma- norma untuk mengharapkan setiap orang melakukan
intelektual terbaik mereka.
·
Terdapat norma- norma untuk menyelesaikan pekerjaan akademik.
·
Terdapat norma- norma untuk membantu dan di bantu.
·
Norma- norma mendukung komunitas dan dialog terbuka.
|
Para
psikolog membedakan dua jenis motifasi, yaitu:
1.
Motivasi
intrinsik adalah ketika prilaku di picu secara internal oleh minat atau
keingintahuan seseorang atau semata- mata karena kesenangan akan pengalaman.
2.
Motivasi
ekstrinsik adalah ketika orang di pengaruhi bertindak karena faktor luar atau
lingkungan. Seperti hadiah, hukuman, atau tekanan social.
Secara
umum terdapat banyak teori motivasi, Lima di antaranya yang relevan bagi
pendidikan adalah :
a)
Teori
prilaku menekankan pentingnya individu merespons terhadap peristiwa-peristiwa
lingkungan dan penguatan ekstrinsik
b)
Teori
kebutuhan bahwa orang dibangkitkan untuk bertindak oleh kebutuhan bawaan dan
tekanan intrinsik, daripada oleh hadiah ekstrinsik atau hukuman. Abraham Maslow
menggolongkan kebutuhan-kebutuhan menjadi 7 tingkatan yaitu Kebutuhan fisiologis, Kebutuhan rasa aman,
Kebutuhan akan rasa memiliki dan dicintai, Kebutuhan akan harga diri, Kebutuhan
untuk mengetahui dan memahami, Kebutuhan keindahan serta Kebutuhan aktualisasi
diri.
c)
Teori
Kognitif menekankan pentingnya cara orang berfikir dan keyakinan serta atribusi
yang mereka miliki mengenai situasi-situasi hidup.
d)
Teori
kognitif social mengatakan bahwa tindakan orang dipengaruhi oleh nilai yang
dimiliki oleh tujuan-tujuan tertentu dan harapan-harapan mereka akan
keberhasilan.
e)
Teori
Sosikultural mengatakan bahwa motivasi dipengaruhi tidak hanya dari factor di
dalam individu, seperti kebutuhan, orientasi tujuan dan harapan tetapi juga
harapan dan prilaku kelompok dimana orang menjadi anggotanya.
Ø
Fitur-Fitur Komunitas Belajar
Properti
kelas adalah fitur kelas yang membedakan yang membantu
membentuk prilaku. Enam properti pentingnya adalah Multidimensionalitas, Simultanitas, Kekinian,
Ketidakpastian, Publikasi dan Sejarah.
Proses –Proses Kelas mendefinisikan fitur interpersonal dan kelompok dari
kelas dan mencakup, Pertemanan, Harapan, Kepemimpinan, Norma, Komunikasi ,
konflik dan Kepaduan.
Struktur
Kelas merupakan
landasan yang membentuk pelajaran tertentu dan prilaku-prilaku selama pelajaran
tersebut. Tiga struktur yang penting meliputi struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur partisipasi.
Ø Penelitian
Mengenai Motivasi dan Komunitas Belajar
Literatur
penelitian mengenai kelas dan motivasi sangat banyak dan menunjukkan
pengetahuan dari banyak dan menunjukkan pengetahuan dari banyak bidang :
psikologi, psikologi sosial, dinamika kelompok dan konteks sosial pengajaran.
Bagian ini memberikan kajian-kajian menarik untuk memberikan wawasan kepada
guru pemula mengenai cara melakukan beberapa penelitian dan memberikan contoh
penemuan-penemuan yang penting, kajian tersebut adalah:
1.
Hubungan
antara Lingkungan Kelas dan Motivasi.
Salah satu aspek pengajaran yang paling sulit adalah
menyuruh siswa tekun dalam tugas-tugas belajar. Beberapa siswa bertahan lebih
lama dari lainnya, dan beberapa tugas tampaknya lebih menarik daripada tugas
lainnya bagi beberapa siswa.
2.
Hubungan
antara Kepemimpinan dan Kehidupan kelompok.
Selama bertahun-tahun, guru telah mengetahui bahwa apa
yang mereka lakukan memengaruhi prilaku siswa-siswanya. Para peneliti menemukan
bahwa anak laki-laki memiliki sikap kepemimpinan yang otoriter dengan
pemberontak dan kurang terlibat daripada daripada anak laki-laki yang berada
dibawah kepemimpina demokratis.
3.
Efek-efek
prilaku Siswa terhadap Siswa lain dan terhadap Guru Mereka.
Pengaruh dalam kelompok kelas tidak selalu mengalir
adil dari guru. Misalnya saja pengaruh kelompok sebaya, melalui intraksi formal
dan informal memengaruhi sikap dan prestasi. Banyak penelitian menunjukkan
bahwa banyak siswa menyesuaikan dengan norma kelompok sebaya dan bahwa sering
kali norma-norma ini berlawanan dengan norma-norma yang dianut oleh para
pendidik dan guru.
C. Strategi-Strategi
untuk Memotivasi Siswa dan Membangun Komunitas Belajar yang Produktif
Membangun
komunitas belajar yang produktif dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam
kegiatan pembelajaran yang bermakna merupakan tujuan utama . Namun, banyak
unsur membentuk motivasi siswa untuk belajar . Keberhasilan tergantung pada
penggunaan penggunaan stratergi motivasi yang berasal dari setiap perspektif
serta mengguanakan strategi yang membantu sekelompok orang berkembang menjadi komunitas
belajar yang produktif.
Ada beberapa
strategi-strategi untuk memotivasi siswa dan membangun komunitas belajar yang
produktif, yaitu :
1.
Percaya
pada kemampuan siswa dan perhatikan factor-faktor yang dapat berubah.
2.
Hindari
terlalu menekankan Motivasi Ekstrinsik.
3.
Menciptakan
situasi belajar dengan suasana perasaan positif.
4.
Pengembangan
minat dan nilai-nilai intrinsk siswa.
5.
Perhatikan
kebutuhan siswa, termasuk kebutuhan akan determinasi diri.
6.
Perhatikan
sifat tujuan-tujuan pembelajaran dan kesulitan dari tugas-tugas intruksional.
DAFTAR PUSTAKA
Brophy,J.2004.Motivating
students to learn.Hillsdale. NJ: Lawence Erlbaum.
Sullo, B. 2007. Activating
the desire to learn. Alexandria, VA: Association forSupervision and Curriculum Development.
Watkins, C.2005. Classroom
aslearning communities. What’s in it for schools? New York: Routledge.