Saturday 27 December 2014

INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT


A. Individu
Individu berasal dari kata individum (Latin), Yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun. Dalam versi lain Individu berasal dari kata in-dividere yang artinya adalah orang (seorang) dimana ungkapan ini
selalu mengacu pada manusia dan tidak pernah berlaku pada mahluk lain. Kata ini dimaksudkan untuk membedakan antara satu orang dengan masyarakat sekitar (individu & society). Setiap individu memiliki kepribadin yang berbeda dengan orang lain. Dalam hal ini kepribadian adalah watak seseorang yang konsisten dimana watak ini adalah ciri-ciri suatu individu yang merupakan salah satu sikap yang dapat membedakan dengan orang lain. kepribadian ini dapat dilihat secara lansung dari tindakan atau sikap yang dilakukan dalam keluarganya maupun dalam masyarakat. Dengan tindakan yang dilakukan orang lain mampu menilai kepribadiannya apakah dia termasuk orang baik atau kurang baik.
Dalam pembentukan kepribadian,otak salah satu bagian terpenting dalam proses tersebut. Pembentukan kepribadian juga terbentuk dari kehidupan masyarakt dan dalam keluarga. Dalam proses bermasyarakat, suatu individu sebagai mahliuk sosial tidak mampu mengingat keseluruhan apa yang terjadi meskipun memori otak yang dipenuhi berjuta-juta sel. Seorang individu hanya mampu mengingat apa yang penting dari kejadian yang dialami dalam bentuk sinopsis, sedangkan dalam proses pemahaman dilakukan dengan cara analogius dan akan diserap melalui penggambaran yang serin disebut apersepsi. Dalam penyerapan informasi dikenal istilah pengamatan dimana tindakan ini, konsentrasi individu akan lebih meningkat dengan pengoptimalan seluruh panca indra. Dengan pengamatan, suatu individu mampu membedakan tindakan-tindakan yang baik atau buruk sebagai landasan dalam pembentukan kepribadian.


Selanjutnya dalam pembentukan kepribadian suatu individu juga dipengaruhi unsur perasaan dimana unsur ini bersifat subyektif dan tidak bersifat obyektif. Dalam pembentukan karakter, dorongan naluri juga berperan. Adapun dorongan yang dimaksud adalah:
a. mempertahankan kelangsungan hidup
b. mencari makan
c. berinteraksi dengan orang lain
d. meniru tingkah laku sesamanya
e. berbakti
f. keindahan
g. seks
kepribadian seseoran antara satu individu dengan individu lain berbeda dan kepribadian ini tidak hilang ataupun berubah. Kepribadian ini akan senan tiasa melekat pada setiap manusia.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manusia merupakan mahluk individu dimana setiap individu menentukan kepribadiannya masing-masing dengan mengambil referensi dari pengetahuan,perasaan, naluri, dan interaksi sosial.
B. KELUARGA
1.Pengertian
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga “kulawarga” yang berarti “anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu.Keluarga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang tinggal bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang yang mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri. Menurut Ki Hajar Dewantara, keluarga adalah Kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki,esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya
Seorang individu pertama kali mengenal individu lain adalah dalam keluarga. Sehingga keluarga sangat berperan penting dalam perkembangan karakter individu sebelum dia terjung langsung dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Tugas Keluarga
Adapun tugas dari sebuah keluarga adalah:
a) Menjaga dan memperhatikan cara pandang individu terhadap kebutuhan-kebutuhan pokoknya.
b) Mempersiapkan segala sesuatu yang ada hubungan langsung dengan pendidikan idividu tersebut.
c) Membina individu dengan cara mengamati garis kecendrungan individu (trait).
d) Sebagai acuan yang baik untuk ditiru dalam kehidupan bermasyarakat.
3.Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :
1. Fungsi Pendidikan.
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.
2. Fungsi Sosialisasi anak.
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3. Fungsi Perlindungan.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
4. Fungsi Perasaan.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5. Fungsi Religius.
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
6. Fungsi Ekonomis.
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
7. Fungsi Rekreatif.
Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dsb.
8. Fungsi Biologis.
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa keluarga bertanggung jawab atas tersedianya kebutuhan organik maupun kebutuhan psikhologis serta perkembangan kepribadian setiap individu dalam kehidupan bermasyarakat.




C. MASYARAKAT
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah system semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Adapun alasan mengapa individu mengadakan kesepakatan untuk membentuk kehidupan bersama adalah:
1. Biologis
2. Psikhologis
3. sosial
Dalam pembentukan kehidupan bersama (masyarakat), ada beberapa tahapan yang dilalui yakni
1. Interaksi
2. Adaptasi
3. Pengorganisasian tingkah laku
4. Terbentuknya perasaan kelompok
Setelah melewati tahapan tersebut, maka terbentuklah apa yang dinamakan masyarakat yang bentuknya adalah masyarakat pemburu dan peramu, peternak, holtikultural, petani, dan industri. Didalam tubuh masyarakat itu sendiri terdapat unsur-unsur persekutuan sosial, media sosial, dan ukuran sosial.
Masyarakat merupakan tempat untuk melihat hasil tindakan dan interaksi setiap individu. Pada tahap ini arti kehidupan individu akan menjadi lebih jelas dan bermakna sebab dalam proses ini akan terlihat individu sebagai perwujudan dirinya sendiri dan merupakn makhluk sosial sebagai anggota kelompok atau naggota masyarakat.


D. HUBUNGAN ANTARA INDUVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa stiap induvidu memiliki kepribadian tersendiri sehingga terkadang mereka menciptakan keunikan tersendiri yang jarang dimiliki oleh orang lain. Dalam pembentukan karakter, keluarga sangat berperan apakah individu itu akan memiliki kepribadian yang lebih positif atau dominan negatif, sehingga keluarga selayaknya mengontrol tiap perkembangan karakter anak (individu). Untuk melihat hasil dari tindakan tersebut, dapat dilihat dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam lingkungan masyarakat, setiap individu akan mengoptimalkan setiap tindakan yang merupakn hasil dari pelajaran yang didapatkan dengan pengontrolan keluarga . Setiap individu selayaknya mampu menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Adapun sikap individu dalam masyarakat adalah deduktif, konstruktif,kompromistis dan anti-estabishment.
1. Deduktif
Dalam proses ini setiap individu dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dalam lingkungan tempat dia berada.
2. Konstruktif
Dalam hal ini, individu konstruktif akan terbentuk jika dalam penyesuaian dirinya seimbang, sehingga dia tidak tertekan dalam lingkungannya dan tidak berlebihan dalam proses alloplastis
3. Kompromistis
Sikap ini dominan dipengaruhi oleh cara-cara dia memenuhi kebutuhan-kebutuhan organik maupun kebutuhan psikhologis

4. Anti-estabilishment
Kepribadian ini merupakan sikap individu yang belebihan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.


BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Aspek individu, keluarga, dan masyarakat adalah aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Ketiganya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga dan masyarakat apa bila tidak ada individu. Sementara dipihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media dimana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya.
Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Didalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Disamping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan berbabagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas. Didalam masyarakat, individu mengaplikasikan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya.
Mengenai hubungan antar individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan, sehingga semua itu kembali kepada individunya masing-masing, apakah dia mampu manggali potensinya dan bisa mengaplikasikan dalam masyarakat sebagai individu
B.SARAN
kurangnya referensi yang digunakan penulis, serta pengetahuan penulis yang sangat terbatas mengenai pembahasan ini, maka sangat diharapkan kepada pembaca untuk melakukan pengkajian yang lebih lanjut guna meningkatkan kesempurnaan dari makalah ini.

No comments:

Post a Comment