Wednesday 17 December 2014

Komunitas Belajar dan Motivasi Siswa


Dalam kehidupan, Sekolah dan kelas merupakan komunitas siswa dari satuan unit kecil dari masyarakat. Melalui sekolah siswa diharapkan menjadi terpelajar, terampil, meningkat wawasan, pengetahuan dan kemampuannya sehingga penuh percaya diri dan akhirnya bermuara pada peningkatan peningkatan kualitas hidup. Dalam di sekolah tidak bisa terlepas dari kegiatan belajar mengajar, yang meliputi seluruh aktivitas yang menyangkut pemberian materi pelajaran agar siswa memperoleh kecakapan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan.
Tercapainya tujuan pembelajaran salah satu indikatornya adalah tinggi rendahnya hasil belajar yang diraih siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar, Tinggi rendahnya hasil bleajar akan memberikan sumbangan dalam mencapai kesuksesan masa depan siswa. Dalam kegiatan proses pembelajaran di dalam kelas, pengajar memegang peranan yang sangat penting dalam berjalannya proses pembelajaran. Segala kegiatan yang ada di dalam kelas sepenuhnya tanggung jawab pengajar sehingga keberhasilan atau kegagalan kelas tersebut ditentukan oleh peran pengajar pada umumnya. Keterbatasan guru dalam menyampaikan materi pelajaran sering menjadi salah satu kendala terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.

A.    Perspektif  Mengenai Kelas sebagai Komunitas Belajar
            Proses mengembangkan kelas sebagai komunitas belajar mengharuskan guru memperhatikan banyak fitur dari para siswa dan kelas mereka. Beberapa gagasan mengenai hal ini berasal dari tahun-tahun terdahulu. Beberapa gagasan lebih baru.
Bagian ini membahas tiga topik. Pertama, disajikan perspektif yang agak kuno yaitu persfektif yang memandang kelas sebagai tempat dimana kebutuhan individu dan kelompok dipenuhi dan dimana kegiatan harian mencerminkan kehidupan diluar sekolah. Kedua, diberikan penjelasan singkat mengenai motivasi dan bagaimana pilihan-pilihan guru mengenai trategi-strategi motivasi mempengaruhi perkembangan komunitas belajar serta mengenai seberapa banyak siswa terlibat dalam pembelajaran.ketiga, di jelaskan mengenai konsep komunitas belajar tersebut tersendiri dan cirri-ciri komunitas belajar yang positif.
ü  Gabungan individu dan kelompok
            Hubungan antara individu dan kelompok merupakan hal kompleks dalam konteks apapun dan seringkali di penuhi dengan di lema. Memikirkan mengenai hubungan individu-kelompok berawal dari karya psikolok-psikolok social zaman dahulu, yang di pimpin oleh Kurt Lewin yang terkenal (Lewin, Lippit, & Wite, 1951) dan banyak kolega mereka yang tertarik pada bagian kombinasi kebutuhan individu dan kondisi lingkungan menjelaskan perilaku manusia.
            Getzels dan Thelen (1960) menerapkan dan mengembangkan model dua di mensi untuk melihat hubungan antara kebutuhan perorangan siswa dan kondisi kehidupan kelas, yaitu:
1.      Dimensi pertama dari model ini menjelaskan bagaimana dalam kelas ada individu-individu dengan motif  kebutuhan tertentu. Perpektif ini dapat di sebut di mensi individu kehidupan kelas.
2.      Dimensi ke dua dari model ini bagaimana kelas ada dari konteks social untuk memenuhi tujuan sistem. Dimensi ini dapat di sebut dimensi kelompok dari kelas.
Bagi guru, faktor terpenting dalam sisi individu model ini adalah motivasi karena konsep komunitas belajar merupakan faktor terpenting dalam di mensi sosial kehidupan kelas.
B.     Dukungan Teoritis dan Empiris
Ø  Motivasi Manusia
            Motivasi biasanya di definisikan sebagai proses merangsang prilaku kita atau membangkitkan kita untuk mengambil tindakan motivasi inilah yang membuat kita melakukan apa yang kita lakukan. Dari table di bawah ada beberapa cirri-ciri perseorangan dan kelompok dari komunitas belajar yang produktif yaitu:
Perseorapngan
·         Guru dan siswa berbagi tujuan umum.
·         Para siswa melihat diri mereka untuk merasa mampu dan menentukan nasib diri sendiri.
·         Para siswa melihat diri mereka sebagai pelajar dengan gaya tarik yang tinggi untuk satu sama lain.
·         Para siswa dan guru berkaca pada pengalaman masa lalu dan merayakan prestasi.
Kelompok
·         Terdapat norma- norma untuk mengharapkan setiap orang melakukan intelektual terbaik mereka.
·         Terdapat norma- norma untuk menyelesaikan pekerjaan akademik.
·         Terdapat norma- norma untuk membantu dan di bantu.
·         Norma- norma mendukung komunitas dan dialog terbuka.

      Para psikolog membedakan dua jenis motifasi, yaitu:
1.      Motivasi intrinsik adalah ketika prilaku di picu secara internal oleh minat atau keingintahuan seseorang atau semata- mata karena kesenangan akan pengalaman.
2.      Motivasi ekstrinsik adalah ketika orang di pengaruhi bertindak karena faktor luar atau lingkungan. Seperti hadiah, hukuman, atau tekanan social.
      Secara umum terdapat banyak teori motivasi, Lima di antaranya yang relevan bagi pendidikan adalah :
a)      Teori prilaku menekankan pentingnya individu merespons terhadap peristiwa-peristiwa lingkungan dan penguatan ekstrinsik
b)      Teori kebutuhan bahwa orang dibangkitkan untuk bertindak oleh kebutuhan bawaan dan tekanan intrinsik, daripada oleh hadiah ekstrinsik atau hukuman. Abraham Maslow menggolongkan kebutuhan-kebutuhan menjadi 7 tingkatan yaitu  Kebutuhan fisiologis, Kebutuhan rasa aman, Kebutuhan akan rasa memiliki dan dicintai, Kebutuhan akan harga diri, Kebutuhan untuk mengetahui dan memahami, Kebutuhan keindahan serta Kebutuhan aktualisasi diri.
c)      Teori Kognitif menekankan pentingnya cara orang berfikir dan keyakinan serta atribusi yang mereka miliki mengenai situasi-situasi hidup.
d)     Teori kognitif social mengatakan bahwa tindakan orang dipengaruhi oleh nilai yang dimiliki oleh tujuan-tujuan tertentu dan harapan-harapan mereka akan keberhasilan.
e)      Teori Sosikultural mengatakan bahwa motivasi dipengaruhi tidak hanya dari factor di dalam individu, seperti kebutuhan, orientasi tujuan dan harapan tetapi juga harapan dan prilaku kelompok dimana orang menjadi anggotanya.

Ø  Fitur-Fitur Komunitas Belajar


Properti kelas adalah fitur kelas yang membedakan yang membantu membentuk prilaku. Enam properti pentingnya adalah Multidimensionalitas, Simultanitas, Kekinian, Ketidakpastian, Publikasi dan Sejarah.
 Proses –Proses Kelas mendefinisikan fitur interpersonal dan kelompok dari kelas dan mencakup, Pertemanan, Harapan, Kepemimpinan, Norma, Komunikasi , konflik dan Kepaduan.
Struktur Kelas merupakan landasan yang membentuk pelajaran tertentu dan prilaku-prilaku selama pelajaran tersebut. Tiga struktur yang penting meliputi struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur partisipasi.
Ø  Penelitian Mengenai Motivasi dan Komunitas Belajar
Literatur penelitian mengenai kelas dan motivasi sangat banyak dan menunjukkan pengetahuan dari banyak dan menunjukkan pengetahuan dari banyak bidang : psikologi, psikologi sosial, dinamika kelompok dan konteks sosial pengajaran. Bagian ini memberikan kajian-kajian menarik untuk memberikan wawasan kepada guru pemula mengenai cara melakukan beberapa penelitian dan memberikan contoh penemuan-penemuan yang penting, kajian tersebut adalah:


1.      Hubungan antara Lingkungan Kelas dan Motivasi.
Salah satu aspek pengajaran yang paling sulit adalah menyuruh siswa tekun dalam tugas-tugas belajar. Beberapa siswa bertahan lebih lama dari lainnya, dan beberapa tugas tampaknya lebih menarik daripada tugas lainnya bagi beberapa siswa.
2.      Hubungan antara Kepemimpinan dan Kehidupan kelompok.
Selama bertahun-tahun, guru telah mengetahui bahwa apa yang mereka lakukan memengaruhi prilaku siswa-siswanya. Para peneliti menemukan bahwa anak laki-laki memiliki sikap kepemimpinan yang otoriter dengan pemberontak dan kurang terlibat daripada daripada anak laki-laki yang berada dibawah kepemimpina demokratis.
3.      Efek-efek prilaku Siswa terhadap Siswa lain dan terhadap Guru Mereka.
Pengaruh dalam kelompok kelas tidak selalu mengalir adil dari guru. Misalnya saja pengaruh kelompok sebaya, melalui intraksi formal dan informal memengaruhi sikap dan prestasi. Banyak penelitian menunjukkan bahwa banyak siswa menyesuaikan dengan norma kelompok sebaya dan bahwa sering kali norma-norma ini berlawanan dengan norma-norma yang dianut oleh para pendidik dan guru.



C.    Strategi-Strategi untuk Memotivasi Siswa dan Membangun Komunitas Belajar yang Produktif
Membangun komunitas belajar yang produktif dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang bermakna merupakan tujuan utama . Namun, banyak unsur membentuk motivasi siswa untuk belajar . Keberhasilan tergantung pada penggunaan penggunaan stratergi motivasi yang berasal dari setiap perspektif serta mengguanakan strategi yang membantu sekelompok orang berkembang menjadi komunitas belajar yang produktif.
Ada beberapa strategi-strategi untuk memotivasi siswa dan membangun komunitas belajar yang produktif, yaitu :
1.      Percaya pada kemampuan siswa dan perhatikan factor-faktor yang dapat berubah.
2.      Hindari terlalu menekankan Motivasi Ekstrinsik.
3.      Menciptakan situasi belajar dengan suasana perasaan positif.
4.      Pengembangan minat dan nilai-nilai intrinsk siswa.
5.      Perhatikan kebutuhan siswa, termasuk kebutuhan akan determinasi diri.
6.      Perhatikan sifat tujuan-tujuan pembelajaran dan kesulitan dari tugas-tugas intruksional.
DAFTAR PUSTAKA
Brophy,J.2004.Motivating students to learn.Hillsdale. NJ: Lawence Erlbaum.
Sullo, B. 2007. Activating the desire to learn. Alexandria, VA: Association   forSupervision and Curriculum Development.
Watkins, C.2005. Classroom aslearning communities. What’s in it for schools? New York: Routledge.