A.
DEFINISI PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN
1.
Pertumbuhan
Pertumbuhan (growth) Sendiri
sebenarnya merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan dalam biologi.
Sehingga pengertiannya lebih bersifat biologis,. C.P. Chaplin (2002)
mengartikan pertumbuhan sebagai : satu penambahan atau kenaikan dalam ukuran
dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan. Menurut
A. E. Sinolungan, (1997), pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif,
yaitu yang dapat di hitung atau diukur, seperti panjang atau berat tubuh.
Sedangkan Ahmad Thonthowi (1993), mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan
jasad yang meningkat dalam ukuran (size)
sebagai akibat dari adanya perbanyakan ( multiplication)
sel-sel.
Pertumbuhan
yang terjadi sebagai perubahan individu lebih mengacu dan menekankan pada aspek
perubahan fisik ke arah lebih maju. Dengan kata lain, istilah pertumbuhan dapat
didefinisikan sebagai proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan
kontinu serta berlangsung dalam periode tertentu. Oleh karena itu, sebagai
hasil dari pertumbuhan adalah bertambahnya berat, panjang atau tinggi badan,
tulang dan otot-otot menjadi lebih kuat, lingkar tubuh menjadi lebih besar, dan
organ tubuh menjadi lebih sempurna. Pada akhirnya pertumbuhan ini mencapai titik
akhir, yang berarti bahwa pertumbuhan telah selesai. Bahkan pada usia tertentu,
misalnya usia lanjut, justru ada bagian-bagian fisik tertentu yang mengalami
penurunan dan pengurangan.
Tumbuh adalah berbeda dengan
berkembang. Pribadi yang tumbuh mengandung arti yang berbeda dengan pribadi
yang berkembang. Oleh karena itu, dibedakan antara pertumbuhan dan
perkembangan. Dalam pribadi manusia, baik yang jasmaniah maupun rohaniah,
terdapat dua bagian yang berbeda sebagai kondisi yang menjadikan pribadi
manusia berubah menuju arah kesempurnaan. Adapun dua bgian kondisional pribadi
manusia itu meliputi :
1) Bagian pribadi
material yang kuantitatif
2) Bagian pribadi
fungsional yang kualitatif
Kenyataan
itulah yang melahirkan perbedaan konsep antara pertumbuhan dan perkembangan.
Bagian
pribadi material yang kuantitatif mengalami pertumbuhan, sedangkan bagian
pribadi fungsional yang kualitatif mengalami perkembangan. Uraian ini kiranya
cukup memberikan bayangan tentang perbedaan pengertian antara pertumbuhan dan perkembangan.
Terlebih dahulu, uraian berikut ini adalah mengenai pertumbuhan pribadi
manusia.
Pertumbuhan
dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada material sesuatu sebagai
akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa
pembesaran atau penambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi
besar, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan sebagainya.
Ini tidak berarti, bahwa pertumbuhan itu hanya berlaku pada hal-hal yang
besifat kuantitatif, karena tidak selamanya material itu kuantitatif . material
dapat terdiri dari bahan-bahan kuantitatif seperti misalnya atom, sel,
kromosom, rambut, molekul, dan lain-lain, dapat pula material terdiri dari
bahan-bahan kualitatif seperti misalnya kesan, keinginan, ide, gagasan,
pengetahuan, nilai, dan lain-lain. Jadi, material itu dapat terdiri dari
kualitas ataupun kuantitas. Kenyataan inilah yang barangkaali membuat orang
mengalami kesulitan dalam membedakan antara pertumbuhan dan perkembangan. Salah
satu kelengahan orang adalah yang menyebut pertumbuhan material kualitatif
sebagai perkembangan.
Dari
uraian diatas dapatlah kita merumuskan arti pertumbuhan pribadi sebagai
perubahan kuantitatif pada material pribadi sebagai akibat dari adanya pengaruh
lingkungan . material pribadi seperti sel, kromosom, butir darah, rambut,
lemak, tulang adalah tidak dapat dikatakan berkembang, melainkan bertumbuh. Begitu
juga material pribadi seperti : kesan, keinginan, ide, pengetahuan, nilai,
selama tidak dihubungkan dengan fungsinya tidak dapat dikatakan berkembang,
melainkan bertumbuh.
Dari
beberapa pengertian di atas dapat di pahami bahwa istilah pertumbuhan dalam
konteks perkembangan merujuk perubahan –perubahan yang bersifat kuantitatif,
yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan badan,
pertumbuhan kaki , kepala, jantung, paru-paru, dan sebagainya. Dengan demikian
, tidak dapat jika kita misalnya mengatakan pertumbuhan ingatan, pertumbuhan
berfikir, pertumbuhan kecerdasan, dan sebagainya, sebab kesemuanya merupakan,
perubahan fungsi-fungsi rohaniah. Demikan juga tidak tepat kalau di katakan
pertumbuhan kemampuan berjalan, pertumbuhan menulis, pertumbuhan penginderaan,
dan sebagainya, sebab kesemuanya merupakan perkembangan fungsi-fungsi
jasmaniah. Pertumbuhan fisik bersifat meningkat, menetap dan kemudian mengalami
kemunduran sejalan dengan bertambahnya usia. Ini berarti bahwa pertumbuhan
fisik ada puncaknya. Sesudah suatu masa tertentu, fisik mulai mengalami
kemunduran dan berakhir pada keruntuhan di hari tua, di mana kekuatan dan
kesehatannya berkurang, pancaindra, menjadi lemah atau lumpuh sama
sekali.Berbeda halnya dengan perkembangan aspek mental atau psikis yng relatif berkelanjutan ,
sepanjang individu yang bersangkutan tetap memeliharanya.
Dengan
demikian , istilah “pertumbuhan” lebih cenderung menujuk pada kemajuan fisik
atau pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian
menurun menuju pada keruntuhannya. Sedangkan istilah “perkembangan” lebih
menunjuk pada kemajuan mental atau perkembangan rohani yang melaju terus sampai
akhir hayat. Perkembangan rohani tidak terhambat walaupun keadaan jasmani sudah
sampai pada puncak pertumbuhannya, definisi perkembangan akan dijelaskan pada
poin berikutnya. Meskipun terdapat perbedaan penekanan dari kedua istilah
tersebut, tetapi dalam literatur psikologi perkembangan istilah “pertumbuhan”
digunakan dalam pengertian yang sama dengan perkembangan . Bahkan menurut
Witherington (1986). “pertumbuhan dan pengertiannya yang luas meliputi perkembangan
“.
2.
Perkembangan
Secara
sederhana, Seifert & Hoffnung (1994)
mendefenisikan perkembangan sebagai “long-term
changes in a person’s growth , feelings, patterns of thingking, social
relationships, and motor skills.” Sementara itu, Chaplin (2002) mengartikan
perkembangan sebagai :
·
Perubahan
yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati.
·
Pertumbuhan.
·
Perubahan
dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam
bagian-bagian fungsional.
·
Kedewasaan
atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
Menurut
Reni Akbar Hawadi (2001) “perkembangan
secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang
dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Di dalam istilah perkembangan juga tercakup
konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian”.
Menurut
F.J. Monks, dkk., (2001), pengertian perkembangan merujuk pada “suatu proses ke
arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali.
Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat di
putar kembali”. Perkembangan juga dapat di artikan sebagai “proses yang kekal
dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang
lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, kematangan, dan hasil belajar”.
Santrok
(1996) menjelaskan pengertian perkembangan sebagai berikut :
“ Development is the pattern of change that begins
at conception and continues through the life span. Most depolepment involves
growth, although it includes decay (as in death and dying). The pattern of
movement is complex because it is product of several processes – biological . cognitive
and socioemotional.”
Adapun
menurut Werner (1975), perkembangan adalah proses yang sesuai dengan prinsip
orthogenetis, yaitu perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang
berdiferensiasi sampai pada keadaan diferensiasi , artikulasi, dan integrasi
meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi itu bersifat totalitas pada diri
anak, bahwa bagian-bagian pengahayatan totalitas itu lambat laun semakin nyata
dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.
Spiker
(1966) mengemukakan dua macam pengertian yang harus dihubungkan dengan
perkembangan :
1. Ortogenetik, yang
berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu baru sampai dewasa.
2. Foligenetik, yaitu
perkembangan dari asal-usul manusia sampai sekarang ini.
Bijau
dan Baer (1961) mengemukakan perkembangan adalah perubahan progresif yang
menunjukkan cara organisme bertingkah laku dan berinteraksi dengan
lingkungannya. Selanjutya, menurut Libert, Paulus, dan Strauss
(Singgih,(1990:31), perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada
suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan.
Pengertian
lain dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang dalam individu atau
organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif , dan berkesinambungan,
baik menyangkut fisik ( jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)”.
Kesimpulan
umum yang dapat di tarik dari beberapa defenisi di atas adalah bahwa
perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin
membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang
berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi
jasmaniah dan rohaniah yang di miliki individu menuju ke tahap kematangan melalui
pertumbuhan , kematangan dan hasil belajar.
Perkembangan
menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari
tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu
bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk tahap ke
bentuk tahap berikutnya, yang kian hari kian tambah maju, mulai dari masa
pembuahan dan berakhir dengan kematian.
Perkembangan
juga dapat di artikan sebagai “ perubahan yang progresif dan kontinyu
(berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati “ (The progressive and continous change in the
organism from birth to death). Ini menunjukkan bahwa sejak masa konsepsi
sampai meninggal dunia, individu tidak pernah statis, melainkan senantiasa mengalami perubahan-perubahan yang bersifat
progresif dan berkesinambungan. Selama masa kanak-kanak sampai menginjak remaja
misalnya, ia mengalami perkembangan dalam struktur fisik dan mental, jasmani dan rohani sebagai
ciri-ciri memasuki jenjang kedewasaaan.
Demikian seterusnya , perubahan-perubahan diri individu itu terus
berlangsung tanpa henti meskipun
kemudian laju perkembngannya semakin hari semakin pelan, setelah ia mencapai
titik puncaknya. Ini berarti bahwa alam konsep perkembangan juga tercakup makna pembusukan (decay)
–seperti kematian.
Menurut Santrok dan Yussen (1992)
perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat terjadi
pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan. Dalam perkembangan
terdapat pertumbuhan. Pola gerakan itu kompleks karena merupakan hasil (produk)
dari beberapa proses: proses biologis, proses kognitif dan proses sosial.
Untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan
maka dilakukan pembagian berdasarkan waktu-waktu yang dilalui manusia dengan
sebutan fase. Santrok dan Yussen membaginya atas lima yaitu: fase pranatal
(saat dalam kandungan), fase bayi, fase kanak-kanak awal, fase anak akhir dan
fase remaja.
Dalam hal ini, penulis menyajikan penjelasan juga tentang
fase pertumbuhan karena sejalan dengan konsep bahwa pertumbuhan dan
perkembangan pada umumnya saling berjalan beriringan.
Perkiraan waktu ditentukan pada setiap fase untuk
memperoleh gambaran waktu suatu fase itu dimulai dan berakhir.
1.
Fase pranatal (saat
dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa
kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel
menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan kemampuan berperilaku,
dihasilkan dalam waktu Iebih kurang sembilan bulan. Di dalam kandungan, bayi
sudah bisa berinteraksi dalam hal ini perkembangan otaknya dalam menangkap
suara-suara yang diberikan baik itu berupa lantunan ayat suci Al-quran dan
music klasik. Bayi sudah bisa menendang-nendang di dalam perut ibunya, dan ibu
sudah bisa merasakannya.
2. Fase bayi adalah saat perkembangan yang
berlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan. Masa ini adalah masa yang
sangat bergantung kepada orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang
baru dimulai misalnya; bahasa, koordinasi sensori motorik dan sosialisasi. Pertumbuhan
dan perkembangan bayi sudah bisa menyebutkan hal-hal-hal yang biasa
dilakukannya (Terkadang masih berbicara pasif), mulai merangkak, mulai belajar
untuk berjalan bahkan mungkin ketika usia 24 bulan sudah bisa berjalan. Organ-organ
tubuhnya Nampak agak lebih tumbuh dan berkembang.
3.
Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak
akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa pra sekolah.
Selama fase ini mereka belajar melakukan sendiri banyak hal dan berkembang
keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan kesiapan untuk bersekolah dan
memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun dengan
temannya. Memasuki kelas satu SD menandai berakhirnya fase ini.
4. Fase kanak-kanak tengah dan akhir
adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai 11
tahun, sama dengan masa usia sekolah dasar. Anak-anak menguasai
keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara formal
mereka mulai memasuki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian
prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri
bertambah pula. Pada usia ini,umumnya sudah sangat jelas terlihat pertumbuhan
dan perkembangannya
5. Fase remaja adalah masa perkembangan
yang merupakan transisi dari masa anak-kanak ke masa dewasa awal, yang dimulai
kira-kira umur 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun.
Remaja mengalami perubahan-peribahan fisik yang sangat cepat, perubahan
perbandingan ukuran bagian-bagian badan, berkembangnya karakteristik seksual
seperti membesarnya payudara, tumbuhnya rambut pada bagian tertentu dan
perubahan suara. Pada fase ini dilakukan upaya-upaya untuk mandiri dan
pencarian identifas diri. Perkembangannya pun berjalan terlihat dari pemikirannya
Iebih logis, abstrak dan idealis. Semakin lama banyak waktu dimanfaatkan di
luar keluarga.
6. Dewasa muda (20-40 tahun)
· Gaya hidup personal berkembang.
· Membina hubungan dengan orang lain
· Ada komitmen dan kompetensi
· Membuat keputusan tentang karir,
pernikahan dan peran sebagai orang tua
·
Individu berusaha mencapai dan menguasai dunia,
kebiasaan berpikir rasional meningkat
·
Pengalaman
pendidikan, pengalaman hidup dan kesempatan dalam pekerjaan meningkat.
7. Dewasa menengah (40-65 tahun)
·
Gaya hidup mulai
berubah karena perubahan-perubahan yang lain, seperti anak meninggalkan rumah
·
anak-anaknya telah
tumbuh dewasa dan mulai meninggalkan rumah
·
Dapat terjadi
perubahan fisik seperti muncul rambut uban, garis lipatan pada muka, dan
lain-lain
·
Wktu untuk bersama
lebih banyak
·
Istri menopause,
pria ingin merasakan kehidupan seks dengan cara menikah lagi (dangerous age).
8. Dewasa tua
a. Young-old (tua-muda), 65-74
tahun : beradaptasi dengan masa pensiun (penurunan penghasilan), beradaptasi
dengan perubahan fisik, dapat berkembang penyakit kronik.
Implikasi
keperawatan: bantu individu untuk menjaga aktivitas fisik dan sosialnya,
mempertahankan interaksi dengan kelompok sebayanya.
b. Middle-old (tua-menengah),
75-84 tahun : diperlukan adaptasi terhadap penurunan kecepatan dalam
pergerakan, kemampuan sensori dan peningkatan ketergantungan terhadap orang
lain.
Implikasi
keperawatan: bantu individu untuk menghadapi kehilangan (pendengaran,
penglihatan, kematian orang tercinta).
c. Old-old (tua-tua), 85 tahun
keatas : terjadi peningkatan gangguan kesehatan fisik.
Implikasi
keperawatan : bantu individu dalam perawatan diri dan mempertahankan kemampuan
mandirinya jika memungkinkan
Perkembangan itu secara umum
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Terjadinya perubahan
dalam (a). Aspek fisik : perubahan
tinggi dan dan berat badan serta organ – organ tubuh lainnya. (b). Aspek psikis
: semakin bertambahnya pembendaharaan kata dan matangnya kemampun berfikir,
mengingat serta menggunakan imajinasi
kreatifnya.
2. Terjadinya perubahan
dalam proporsi (a). Aspek fisik : proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan
fase perkembangannya dan pada usia remaja proporsi tubuh anak mendekati
proporsi tubuh usia remaja. (b). Aspek psikis : perubahan imajinasi dari yang
fantasi ke realitas , dan perubahan perhatiannya dari yang tertuju kepada
dirinya sendiri perlahan-lahan beralih kepada orang lain (kelompok teman
sebaya).
3. Lenyapnya
tanda-tanda yang lama (a) Tanda-tanda fisik : Lenyapnya kelenjar Thymus
(kalenjar anak-anak) yang terletak pada bagian dada, kalenjar pineal pada
bagian bawah otak, rambut-rambut halus dan
gigi susu. (b). Tanda-tanda psikis : lenyapnya masa mengoceh (meraba),
bentuk gerak-gerik kanak- kanak (seperti
merangkak) dan perilaku impulsif (dorongan untuk bertindak sebelum berfikir)
4. Di perolehnya
tanda-tanda yang baru ; (a). Tanda-tanda fisik: pergantian gigi dan
karakteristik seks pada usia remaja, baik primer (menstruasi pada anak wanita,
dan mimpi “basah” pada anak pria), maupun sekunder (perubahan pada anggota
tubuh : pinggul dan buah dada pada wanita ; kumis , jakun, suara pada anak
pria), (b) tanda-tanda psikis : seperti berkembangnya rasa ingin tahu , ilmu
pengetahuan , nilai-nilai moral, dan keyakinan beragama.
Telah dikemukakan didalam
uraian terdahulu tentang pertumbuhan, bahwa bertumbuh itu tidak sama dengan
berkembang. Bagian pribadi yang material serta kuantitatif mengalami
pertumbuhan, sedangkan bagian pribadi fungsional yang kualitatif
mengalamiperkembangan. Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan
ini tidak bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif . perkembangan tidak
ditekankan pada segi material, melainkan pada segi fungsional. Dari uraian ini,
perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan kualitatif daripada
fungsi-fungsi.
Perubahan suatu fungsi adalah disebabkan oleh
adanya proses pertumbuhan material yang memungkinkan adanya fungsi itu, dan
disamping itu disebabkan oleh karena perubahan tingkah laku hasil belajar.
Dengan demikian , kita boleh merumuskan pengertian perkembangan pribadi sebagai
perubahan kualitatif daripada setiap fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan
dan belajar.
Fungsi-fungsi kepribadian
manusia berhubungan dengan aspek jasmaniah dan aspek kejiwaan . fungsi-fungsi
kepribadian yang jasmaniah misalnya :
1) Fungsi motorik pada bagian-bagian
tubuh
2) Fungsi sensoris pada
alat-alat indera
3) Fungsi neurotic pada
sistem saraf
4) Fungsi pernapasan
pada alat pernapasan
5) Fungsi peredaran
darah pada jantung dan urat-urat nadi
6) Fungsi pencernaan
makanan pada alat pencernaan
Sedangkan
fungsi-fungsi kepribadian yang bersifat kejiwaan, misalnya :
1) Fungsi perhatian
2) Fungsi pengamatan
3) Fungsi tanggapan
4) Fungsi ingatan
5) Fungsi fantasi
6) Fungsi pikiran
7) Fungsi perasaan
8) Fungsi kemauan
Setiap
fungsi yang disebutkan, baik yang jasmaniah maupun kejiwaan, dapat mengalami
perubahan. Perubahan pada fungsi-fungsi tersebut tidak secara kuantitatif
melainkan lebih bersifat kualitatif. Perubahan yang kualitatif tidak dapat
dikatakan sebagai pertumbuhan, melainkan sebagai perkembangan. Oleh karena
perkembangan menyangkut berbagai fungsi, baik jasmaniah maupun rohaniah, maka
akan salah apabila beranggapan bahwa perkembangan adalah semata-mata sebagai
perubahan atau proses psikologis.
Sebenarnya
istilah pertumbuhan dan perkembangan ada
kesamaannya, yaitu setidak-tidaknya kedua istilah tersebut menunjukkan adanya
proses tertentu dan terjadinya perubahan-perubahan menuju ke depan (taraf yang
lebih tinggi), serta tidak dapat begitu saja diulang kembali. Bahkan ada yang
lebih senang menggunakan istilah pertumbuhan (Growth) saja, untuk lebih
menunjukkan bahwa seseorang akan selalu bertambah dalam berbagai macam
kemampuan (Diferensiasi) dan akhirnya sampai pada tingkatan yang lebih tinggi
yakni suatu kemampuan yang terintegrasi.
Tetapi
lain halnya dengan H.Werner, psikologi ini lebih suka menggunakan istilah
perkembangan (Development) sebab lebih menunjukkan pada perubahan dalam suatu
arah yang bersifat tetap. Untuk memudahkan pengertian, dalam penggunaan istilah
tersebut diadakan pembedaan penerapannya yakni ; jadi istilah pertumbuhan
dimaksudkan khusus untuk pertumbuhan dalam ukuran fisik, yang nyata dapat
diukur dengan inci, cm, gram, atau kilogram. Adapun istilah perkembangan adalah suatu
proses perubahan yang lebih dapat mencerminkan sifat-sifat mengenai gejala
psikologis yang tampak. Hal ini sengaja dipakai sebagaimana dikehendaki oleh
Herbert Sorenson dalam phychology in education dan juga Prof.Dr F.J Monks dan
kawan-kawan dalam “Psikologi perkembangan”.
Walaupun
demikian perlu disadari bahwa pertumbuhan fisik itu mempengaruhi perkembangan
psikis seseorang. Maka pada suatu saat tertentu kedua istilah tersebut juga
dapat digunakan bersama untuk suatu tujuan yang tidak berbeda.
B.
PERKEMBANGAN PESERTA
DIDIK
1.
Pengertian Peserta
didik
Sebelum membahas lebih jauh,
alangkah baiknya jika terlebih dahulu kita mengetahui pengertian dari peserta
didik. Dalam proses pendidikan, peserta didik merupakan salah satu komponen manusiawi
yang menempati posisi sentral. Peserta didik menjadi pokok persoalan dan
tumpuan perhatian dalam semua proses transformasi yang disebut pendidikan.
Dalam perspektif pedagogis, peserta didik diartikan sebagai sejenis makhluk
“Homo educandum”, makhluk yang mengahajatkan pendidikan. Dalam pengertian ini,
peserta didik dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi yang bersifat
laten, sehingga dibutuhkan binaan dan bimbingan untuk mengaktualisasikannya
agar ia dapat menjadi manusia yang cakap.
Dalam perspektif psikologis,
peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing. Sebagai
individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan
dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.
Dalam perspektif Undang-undang
sistem pendidikan nasional no. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 4 “Peserta didik
diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya
melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.”
Berdasarkan beberapa definisi
tentang peserta didik yang disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa peserta
didik merupakan individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas
sehingga ia merupakan insan yang unik, individu yang sedang berkembang,
individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi, dan
individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri dan bertanggung jawab.
2.
Gambaran umum
tentang aspek-aspek perkembangan peserta didik
Secara umum perkembangan pesert
didik dapat dikelompokkan ke dalam tiga aspek perkembangan, yaitu perkembangan
fisik, kognitif, dan psikososial.
a. Perkembangan aspek
fisik
Perkembangan fisik
atau yang disebut juga pertumbuhan biologis (Biological growth) meliputi
perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti pertumbuhan otak, sistem saraf,
organ-organ indrawi, dll), perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan
tubuhnya, serta perubahan dalam kemampuan fisik.
b. Perkembangan aspek
kognitif
Perkembangan
kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan
dengan pengertian (Pengetahuan) yaitu semua proses psikologis yang berkaitan
dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Perkembangan kognitif ini meliputi perubahan pada aktivitas mental yang berhubungan
dengan persepsi, pemikiran, ingatan, keterampilan berbahasa, dan pengolahan
yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan
merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan
bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan,
memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya.
c.
Perkembangan
aspek psikososial
Perkembangan
psikososial adalah proses perubahan kemampuan peserta didik untuk menyesuaikan
dri dengan lingkungan social yang lebih luas. Dalam proses perkembangan ini
peserta didik diharapkan mengerti orang lain, yang berarti mampu menggambarkan
cirri-cirinya, mengenali apa yang dipikirkan,dirasakan dan diinginkan serta
dapat menempatkan diri pada sudut pandang orang lain, tanpa kehilangan dirinya
sendiri, meliputi perubahan pada relasi individu dengan orang lain, perubahan
pada emosi dan perubahan kepribadian.
Jadi, Perkembangan mengacu pada
bagaimana seorang peserta didik tumbuh, beradaptasi, dan berubah disepanjang
perjalanan hidupnya. Orang tumbuh, beradaptasi, dan berubah melalui
perkembangan fisik, perkembangan kepribadian, perkembangan sosioemosional
(sosial dan emosi), perkembangan kognitif (berpikir), dan perkembangan manusia
menurut teori Piaget (kognitif dan moral) serta teori perkembangan kognitif
menurut Lev Vygotsky. Setidaknya ada lima faktor yang dapat memengaruhi kinerja
peserta didik kita, yaitu lingkungan keluarga, atmosfer persekawanan, sumber
daya sekolah, kecerdasan yang berasal dari dalam diri sendiri, dan
aksesibilitas pencapaian informasi.
Peserta
didik merupakan makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan
menurut fitrahnya masing-masing, mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan
yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.
Didalam pandangan yang
lebih modern anak didik tidak hanya dianggap sebagai objek atau sasaran
pendidikan, melainkan juga mereka harus diperlukan sebagai subjek pendidikan,
diantaranya adalah dengan cara melibatkan peserta didik dalam memecahkan
masalah dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan pengertian ini, maka anak
didik dapat dicirikan sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau
ilmu, bimbingan dan pengarahan. Dalam proses pendidikan inilah anak didik akan belajar untuk berkembang dalam dunia
pendidikannya, seiring dengan waktu dan fasenya. Dasar-dasar kebutuhan anak
untuk memperoleh pendidikan, secara kodrati anak membutuhkan dari orang tuanya.
Dasar-dasar kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang
dimiliki oleh setiap anak dalam kehidupannya