Friday, 9 January 2015

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS



Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami problema dalam belajar, hanya sajaproblema tersebut ada yang ringan dan tidak memerlukan perhatian khusus dari orang lainkarena dapat diatasi sendiri oleh anak yang bersangkutan dan ada juga yang problembelajarnya cukup berat sehingga perlu mendapatka perhatian dan bantuan dari orang lain.Anak luar biasa atau disebut sebagai anak berkebutuhan khusus (children with special needs),memang tidak selalu mengalami problem dalam belajar. Namun, ketika mereka diinteraksikan bersama-sama dengan anak- anak sebaya lainnya dalam system pendidikanregular, ada hal-hal tertentu yang harus mendapatkan perhatian khusus dari guru dan sekolahuntuk mendapatkan hasil belajar yang optimal.Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus (student with special needs) membutuhkansuatu strategi tersendiri sesuai dengan kebutuhan masing – masing 

Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbedadengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi ataan kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan mengalami kelainan/ penyimpangan (fisik, mental-intelektual, sosial, dan emosional) dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia sehinggamemerlukan pelayanan pendidikan khusus. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk menggantikan kata “Anak Luar Biasa (ALB)” yang menandakan adanya kelainan khusus. Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Karenakarakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikankhusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetramereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Anak berkebutuan khusus biasanya bersekolahdi Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing.SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita, SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacatganda. 

 Jenis Dan Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus yang paling banyak mendapat perhatian guru antara lain :
A.Tunagrahita (Mental retardation)
 Ada beberapa definisi dari tunagrahita, antara lain:
 1 .American Association on Mental Deficiency (AAMD) dalam B3PTKSM, mendefinisikan retardasi mental/tunagrahita sebagai kelainan yang meliputi fungsiintelektual umum di bawah rata-rata (sub-average), yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkantes individual; yang muncul sebelum usia 16 tahun; dan menunjukkan hambatandalam perilaku adaptif.
 2. Japan League for Mentally Retarded dalam B3PTKSM mendefinisikan retardasi mentalatau tunagrahita ialah fungsi intelektualnya lamban, yaituIQ 70 ke bawah berdasarkan tes intelegensi baku; kekurangan dalam perilaku adaptif;dan terjadi masa perkembangan, yaitu antara masa konsepsi hingga usia 18tahun.
 3. The New Zealand Society for the Intellectually Handicapped menyatakan tentangtunagrahita adalah bahwa seseorang dikatakan tunagrahita apabila kecerdasannya jelas-jelas di bawah rata-rata dan berlangsung pada masa perkembangan sertaterhambat dalam adaptasi tingkah laku terhadap lingkungan sosialnya.
 4. Definisi tunagrahita yang dipublikasikan oleh American Association on MentalRetardation (AAMR). Di awal tahun 60-an, tunagrahita merujuk pada keterbatasanfungsi intelektual umum dan keterbatasan pada keterampilan adaptif. Keterampilanadaptif mencakup area : komunikasi, merawat diri, home living, keterampilan sosial,bermasyarakat, mengontrol diri, functional academics, waktu luang, dan kerja.Menurut definisi ini, ketunagrahitaan muncul sebelum usia 18 tahun.
 5. Menurut WHO seorang tunagrahita memiliki dua hal yang esensial yaitu fungsiintelektual secara nyata di bawah rata-rata dan adanya ketidakmampuan dalammenyesuaikan diri dengan norma dan tututan yang berlaku dalam masyarakat.

Adapun cara mengidentifikasi seorang anak termasuk tunagrahita yaitu melalui beberapaindikasi sebagai berikut:
1.Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil/besar,
2.Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia,
3.Perkembangan bicara/bahasa terlambat,
4.Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong),
5.Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali),
6.Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler).
B. Tunalaras (Emotional or behavioral disorder).
Nilai standarnya 4Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dankontrol sosial. individu tunalaras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat disebabkankarena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.Menurut Eli M. Bower (1981), anak dengan hambatan emosional atau kaelainan perilaku,apabila menunjukkan adanya satu atau lebih dari lima komponen berikut:
1.Tidak mampu belajar bukan disebabkan karena factor intelektual, sensori ataukesehatan.
2.Tidak mampu untuk melakukan hubungan baik dengan teman-teman dan guru-guru.
3.Bertingkah laku atau berperasaan tidak pada tempatnya.
4.Secara umum mereka selalu dalam keadaan pervasive dan tidak menggembirakan ataudepresi.
5.Bertendensi kea rah symptoms fisik: merasa sakit atau ketakutan berkaitan denganorang atau permasalahan di sekolah.

Anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku juga bisa diidentifikasi melalui indikasiberikut:
1.Bersikap membangkang,
2.Mudah terangsang emosinya,
3.Sering melakukan tindakan aggresif,
4.Sering bertindak melanggar norma social/norma susila/hukum.
C. Tunarungu Wicara (Communication disorder and deafness)
 Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanenmaupun tidak permanen. Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat gangguan pendengaranadalah:
 1.Gangguan pendengaran sangat ringan(27-40dB),
 2.Gangguan pendengaran ringan(41-55dB),
 3.Gangguan pendengaran sedang(56-70dB),
 4.Gangguan pendengaran berat(71-90dB),
 5.Gangguan pendengaran ekstrim/tuli(di atas 91dB).
Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara
Cara berkomunikasi dengan individu menggunakan bahasa isyarat untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasionalsedangkan untuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. saat ini dibeberapa sekolahsedang dikembangkan komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasaverbal, bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami konsep dari sesuatu yang abstrak.Berikut identifikasi anak yang mengalami gangguan pendengaran:
 1. Tidak mampu mendengar,
 2. Terlambat perkembangan bahasa,
 3. Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi,
 4. Kurang/tidak tanggap bila diajak bicara,
 5. Ucapan kata tidak jelas,
 6. Kualitas suara aneh/monoton,
 7. Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar,
 8. Banyak perhatian terhadap getaran,
 9. Keluar nanah dari kedua telinga,
10.Terdapat kelainan organis telinga.
D. Tunanetra (Partially seing and legally blind)

            Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. tunanetra dapatdiklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (blind) dan low vision
DefinisiTunanetra menurut Kaufman & Hallahan tunanetra  adalah individu yang memiliki lemah penglihatanatau akurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memilikipenglihatan. Karena tunanetra memiliki keterbataan dalam indra penglihatan maka prosespembelajaran menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indrapendengaran. Oleh karena itu prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan pengajarankepada individu tunanetra adalah media yang digunakan harus bersifattaktual dan bersuara contohnya adalah penggunaan tulisan braille gambar timbul, benda model dan benda nyata.sedangkan media yang bersuara adalah tape recorder dan peranti lunak. Untuk membantu tunanetra beraktivitas di sekolah luar biasa mereka belajar mengenai orientasi dan mobilitas. Orientasi dan Mobilitas diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra mengetahuitempat dan arah serta bagaimana menggunakan tongkat putih (tongkat khusus tunanetra yangterbuat dari alumunium).
Berikut identifikasi anak yang mengalami gangguan penglihatan:
  1.Tidak mampu melihat,
  2.Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter,
  3.Kerusakan nyata pada kedua bola mata,
  4.Sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan,
 5.Mengalami kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya,
 6.Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/besisik/kering,
 7.Mata bergoyang terus. 
E. Tunadaksa (physical disability)
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan,termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksaadalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik tetap masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalamigangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
Berikut identifikasi anak yang mengalami kelainan anggota tubuh tubuh/gerak tubuh:
1.Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh,
2.Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/tidak terkendali),
3.Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil daribiasa,
4.Terdapat cacat pada alat gerak,
5.Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam,
6.Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk, dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal
7.Hiperaktif/tidak dapat tenang.
F. Tunaganda (Multiple handicapped)
 Menurut Johnston & Magrab, tunaganda adalah mereka yang mempunyai kelainan perkembangan mencakup kelompok yang mempunyai hambatan-hambatan perkembangan neurologis yang disebabkan oleh satu atau dua kombinasi kelainan dalam kemampuan seperti intelegensi, gerak, bahasa, atau hubungan pribadi di masyarakat.Walker (1975) berpendapat mengenai tunaganda sebagai berikut:
1.Seseorang dengan dua hambatan yang masing-masing memerlukan layanan-layanan
  pendidikan khusus.
2.Seseorang dengan hambatan-hambatan ganda yang memerlukan layanan teknologi.
3.Seseorang dengan hambatan-hambatan yang memerlukan modifikasi khusus.
G. Kesulitan Belajar (Learning disabilities)
 Anak dengan kesulitan belajar adalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebihkemampuan dasar psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicaradan menulis yang dapat memengaruhi kemampuan berfikir, membaca, berhitung, berbicara yang disebabkan karenagangguan persepsi, brain injury, disfungsi minimal otak, dislexia, dan afasia perkembangan. individu kesulitan belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas rata- rata, mengalami gangguan motorik persepsi-motorik, gangguan koordinasi gerak, gangguanorientasi arah dan ruang dan keterlambatan perkembangan konsep.
Berikut adalah karakteristik anak yang mengalami kesulitan belajar dalam membaca, menulis dan berhitung:
1.Anak yang mengalami kesulitan membaca (disleksia)
2.Perkembangan kemampuan membaca terlambat,
3.Kemampuan memahami isi bacaan rendah,
4.Kalau membaca sering banyak kesalahan.
5.Anak yang mengalami kesulitan menulis (disgrafia)
6.Kalau menyalin tulisan sering terlambat selesai,
7.Sering salah menulis huruf b dengan p, p dengan q, v dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan9, dan  sebagainya,
8.Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca,
9.Tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang,
10.Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris.
11.Anak yang mengalami kesulitan berhitung (diskalkula)
12.Sulit membedakan tanda-tanda: +, -, x, :, >, <, =
13. Sulit mengoperasikan hitungan/bilangan,
14.Sering salah membilang dengan urut,
15.Sering salah membedakan angka 9 dengan 6; 17 dengan 71, 2 dengan 5, 3 dengan 8,dan sebagainya,
16.Sulit membedakan bangun-bangun geometri.
H. Anak Berbakat (Giftedness and special talents)
 Menurut Milgram, R, anak berbakat adalah mereka yang mempunyai skor IQ 140 atau lebih diukur dengan instrument Stanford mempunyai kreativitas tinggi kemampuan memimpin dan kemampuan dalam senidrama, seni tari dan seni rupa.
Anak berbakat mempunyai empat kategori, sebagai berikut:
1.Mempunyai kemampuan intelektual atau intelegensi yang menyeluruh, mengacu padakemampuan berpikir secara abstrak dan mampu memecahkan masalah secarasistematis dan masuk akal.
2.Kemampuan intelektual khusus, mengacu pada kemampuan yang berbeda dalammatematika, bahasa asing, music, atau ilmu pengetahuan alam.
3.Berpikir kreatif atau berpikir murni menyeluruh. Pada umumnya mampu berpikiruntuk menyelesaikan masalah yang tidak umum dan memerlukan pemikiran tinggi.
4.Mempunyai bakat kreatif khusus, bersifat orisinil dan berbeda dengan yang lain.
Dari keempat kategori di atas, maka anak berbakat adalah mereka yang mempunyaikemampuan-kemampuan yang unggul dalam segi intelektual, teknik, estetika, social, fisik, akademik, psikomotor dan psikososial.Berikut identifikasi anak berbakat atau anak yang memilki kecerdasan dan kemampuan yangluar biasa:
1.Membaca pada usia lebih muda,
2.Membaca lebih cepat dan lebih banyak,
3.Memiliki perbendaharaan kata yang luas,
4.Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat,
5.Mempunayi minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa,
6.Mempunyai inisiatif dan dapat berkeja sendiri,
7.Menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal,
8.Memberi jawaban-jawaban yang baik,
9.Dapat memberikan banyak gagasan,
10.Luwes dalam berpikir,
11.Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan,
12.Mempunyai pengamatan yang tajam,m. Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu panjang, terutama terhadap1 tugas atau bidang yang diminati,
13.Berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri
14.Senang mencoba hal-hal baru,
15.Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi,
16.Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan masalah,
17.Cepat menangkap hubungan sebabakibat,
18.Berperilaku terarah pada tujuan,
19.Mempunyai daya imajinasi yang kuat,
20.Mempunyai banyak kegemaran (hobi),w. Mempunyai daya ingat yang kuat,
21.Tidak cepat puas dengan prestasinya,
22.Peka (sensitif) serta menggunakan firasat (intuisi),
23.Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan.4.
I. Anak Autistik Autism Syndrome
Autism Syndrome merupakan kelainan yang disebabkan adanya hambatan padaketidakmampuan berbahasa yang diakibatkan oleh kerusakan pada otak. Gejala-gejala autismmenurut Delay & Deinaker) dan Marholin & Philips antara lain:
1.Senang tidur bermalas-malasan atau duduk menyendiri dengan tampang acuh, mukapucat, dan mata sayu dan selalu memandang ke bawah.
2.Selalu diam sepanjang waktu.
3.Jika ada pertanyaan terhadapnya, jawabannya sangat pelan dengan nada monoton,kemudian dengan suara yang aneh akan menceritakan dirinya dengan beberapa kata  kemudian diam menyendiri lagi.
4.Tidak pernah bertanya, tidak menunjukkan rasa takut dan tidak menyenangisekelilingnya.
5.Tidak tampak ceria.
6.Tidak peduli terhadap lingkungannya, kecuali terhadap benda yang disukainya.
Secara umum anak autis mengalami kelainan dalam berbicara, kelainan fungsi saraf danintelektual, Hal tersebut dapat terlihat dengan adanya keganjilan perilaku dan ketidakmampuan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
 J. Hyperactive (Attention Deficit Disorder with Hyperactive)
 Hyperactive bukan merupakan penyakit tetapi suatu gejala atau symptoms. Symptoms terjadi disebabkan oleh factor-faktor brain damage, anemotional disturbance, a hearing deficit or mental retardaction. Dewasa ini banyak kalanganmedis masih menyebut anak hiperaktif dengan istilah attention deficit disorder 

Strategi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

            Anak berkebutuhan khusus (ABK) ini ada dua kelompok, yaitu: ABK (sementara) dan permanen (tetap). Adapun yang termasuk kategori ABK temporer meliputi: anak-anak yang berada di lapisan strata sosial ekonomi yang paling bawah, anak-anak jalanan (anjal),anak-anak korban bencana alam, anak-anak di daerah perbatasan dan di pulau terpencil, serta anak-anak yang menjadi korban HIV-AIDS. Sedangkan yang termasuk kategori ABK  permanen adalah anak-anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, Autis, ADHD ( Attention Deficiency and  Hiperactivity Disorders ), Anak Berkesulitan Belajar, Anak berbakat dan sangat cerdas (Gifted), dan lain-lain.Untuk menangani ABK tersebut dalam setting pendidikan inklusif di Indonesia, tentumemerlukan strategi khusus.Pendidikan inklusimempunyai pengertian yang beragam.
Stainback dan Stainback mengemukakan bahwa sekolah inklusi adalahsekolah yang menampung semua siswa di kelas yang sama. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi sesuai dengan kemampuan dankebutuhan setiap siswa, maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guruagar anak-anak berhasil. Lebih dari itu, sekolah inklusi juga merupakan tempat setiap anak dapat diterima, menjadi bagian dari kelas tersebut, dan saling membantu dengan guru danteman sebayanya, maupun anggota masyarakat lain agar kebutuhan individualnya dapat terpenuhi.Selanjutnya,Staub dan Peck menyatakan bahwa pendidikan inklusi adalah penempatan anak berkelainan tingkat ringan, sedang, dan berat secara penuh dikelas reguler. Hal ini menunjukkan bahwa kelas reguler merupakan tempat belajar yangrelevan bagi anak berkelainan, apapun jenis kelainannya dan bagaimanapun gradasinya.
            Sementara itu,Sapon-Shevin menyatakan bahwa  pendidikan inklusi sebagai sistem  layanan pendidikan yang mempersyaratkan agar semua anak berkelainan dilayani disekolah-sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya. Oleh karena itu,ditekankan adanya perombakan sekolah, sehingga menjadi komunitas yang mendukung pemenuhan kebutuhan khusus setiap anak, sehingga sumber belajar menjadi memadai danmendapat dukungan dari semua pihak, yaitu para siswa, guru, orang tua, dan masyarakat sekitarnya.
 Melalui pendidikan inklusi, anak berkelainan dididik bersama-sama anak lainnya (normal)untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Hal ini dilandasi olehkenyataan bahwa di dalam masyarakat terdapat anak normal dan anak berkelainan yangtidak dapat dipisahkan sebagai suatu komunitas.Dalam hal ini, ada empat strategi pokok yang diterapkan pemerintah, yaitu: peraturanperundang-undangan yang menyatakan jaminan kepada setiap warga negara Indonesia (termasuk ABK temporer dan permanen) untuk memperoleh pelayanan pendidikan,memasukkan aspek fleksibilitas dan aksesibilitas ke dalam sistem pendidikan pada jalurformal, nonformal, dan informal. Selain itu, menerapkan pendidikan berbasis teknologiinformasi dan komunikasi (TIK) dan mengoptimalkan peranan guru.Di bawah ini beberapa strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus:
1. Strategi pembelajaran bagi anak tunanetra
 Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah pendayagunaan secara tepat dan optimal darisemua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan, materipelajaran, media, metode, siswa, guru, lingkungan belajar dan evaluasi sehingga prosespembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien. Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagaibahan pertimbangan dalam menentukan strategi pembelajaran , antara lain:
1.Berdasarkan pengolahan pesan terdapat dua strategi yaitu strategi pembelajarandeduktif dan induktif.
2.Berdasarkan pihak pengolah pesan yaitu strategi pembelajaran ekspositorik danheuristic.
3.Berdasarkan pengaturan guru yaitu strategi pembelajaran dengan seorang guru danberegu.
4.Berdasarkan jumlah siswa yaitu strategi klasikal, kelompok kecil dan individual.
5.Berdsarkan interaksi guru dan siswa yaitu strategi tatap muka, dan melalui media.Selain strategi yang telah disebutkan di atas, ada strategi lain yang dapat diterapkan yaitu strategi individualisasi, kooperatif dan modifikasi perilaku.
2. Strategi pembelajaran bagi anak berbakat
 Strategi pembelajaran yang sesuai denagan kebutuhan anak berbakat akan mendorong anak tersebut untuk berprestasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam meneentukan strategipembelajaran adalah :
1.Pembelajaran harus diwarnai dengan kecepatan dan tingkat kompleksitas.
2.Tidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual semata tetapi jugamengembangkan kecerdasan emosional.
3.Berorientasi pada modifikasi proses, content dan produk.Model-model layanan yang bias diberikan pada anak berbakat yaitu model layananperkembangan kognitif-afektif, nilai, moral, kreativitas dan bidang khusus.
3. Strategi pembelajaran bagi anak tunagrahita
            Strtegi pembelajaran anak tunagrahita ringan yang belajar di sekolah umum akan berbedadengan strategi anak tunagrahita yang belajar di sekolah luar biasa. Strategi yang dapatdigunakan dalam mengajar anak tunagrahita antara lain;
1.Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan
2.Strategi kooperatif 
3.Strategi modifikasi tingkah laku 
4. Strategi pembelajaran bagi anak tunadaksa
            Strategi yang bias diterapkan bagi anak tunadaksa yaitu melalui pengorganisasian tempa tpendidikan, sebagai berikut:
1.Pendidikan integrasi (terpadu)
2.Pendidikan segresi (terpisah)
3.Penataan lingkungan belajar
5. Strategi pembelajaran bagi anak tunalaras
 Untuk memberikan layanan kepada anak tunalaras, Kauffman mengemukakan model-model pendekatan sebagai berikut;
1.Model biogenetic
2.Model behavioral/tingkah laku
3.Model psikodinamika
4.Model ekologis 
6. Strategi pembelajaran bagi anak dengan kesulitan belajar
 1.Anak berkesulitan belajar membaca yaitu melalui program delivery danremedial teaching
 2.Anak berkesulitan belajar menulis yaitu melalui remedial sesuai dengantingkat kesalahan.
 3.Anak berkesulitan belajar berhitung yaitu melalui program remidi yangsistematis sesuai dengan urutan dari tingkat konkret, semi konkret dan tingkatabstrak.
7. Strategi pembelajaran bagi anak tunarungu
 Strategi yang biasa digunakan untuk anak tunarungu antara lain: strategi deduktif, induktif,heuristic, ekspositorik, klasikal, kelompok, individual, kooperatif dan modifikasi perilaku.