Tuesday, 13 January 2015

TAHAPAN PERKEMBANGAN BAHASA


Kemampuan manusia dalam menguasai bahasa berbeda-beda. Ada yang memiliki kualitas yang baik dan ada yang tidak, sesuai tingkat pengetahuan bahasa yang dimiliki. Untuk menguasai bahasa yang baik, manusia harus menggunakan kemampuannya untuk mempelajari bahasa. Alquran mengajarkan bahwa Allah mengajarkan manusia agar dapat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, baik lisan maupun tulisan.

Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara. (QS. Ar-Rahman : 3-4)
Bacalah. Dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantara kalam. Dia mengajarkan manusia apa-apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq 3-5)
Perkembangan bahasa sudah dimulai dari awal kehidupan. Bayi telah dipersiapkan dengan baik dalam belajar bahasa.
.
Perkembangan bahasa anak  pada dasarnya terbagi kedalam dua bagian, yaitu :
1.      Egocentric speech (terjadi ketika anak berbicra kepada dirinya sendiri/monolog). Egocentric speech ini berfngsi untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak yang pada umumnya dilakukan oleh anak berusia 2-3 tahun.
2.      Socialized speech (terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan temannya atau dengan lingkungannya). Perkembangan bahasa pada masa ini dibagi kedalam lima bentuk, yaitu:
a.       Adapted information (bertukar pikiran atau gagasan dan ada tujuan bersama yang dicari).
b.      Critism (penilaian anak terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain).
c.       Command (perintah), threat (ancaman) dan Request (permintaan)
d.      Questions (petanyaan)
e.       Answer (jawaban)

 Kemampuan berbahasa anak selalu mengalami perubahan dan perkembangan seiring dengan perkembangannya pada masa-masa tertentu. Dilihat dari segi pembagian fase perkembangan berbahasa yang di susun oleh Clara dan W. Stern, maka perkembangan pada masa bayi termasuk pada fase pertama yang meliputi stadium purwaka(meraban atau mengoceh), meniru suara atau bunyi yang di dengar walaupun tidak sempurna, dan stadium kalimat sepatah (pada akhir masa bayi, dia mengucapakan hanya satu kata saja tetapimaksudnya adalah satu kalimat yang mengandung permintaan). Dengan demikian perkembangan kemampuan berbahasa anak dapat dapat dilihat dari berbagai aspek, salasatu diantaranya yaitu faktor/aspek usia.
Dilihat dari perkembangan umur kronologis yang dikaitkan dengan perkembangan  kemampuan berbahasa individu, tahapan perkembangan bahasa dapat dibedakan kedalam tahap-tahap sebagai berikut :

1)        Tahap pralinguistik atau meraban (0,3 – 1,0 tahun)
Pada tahap meraban pertama, selama bulan-bulan awal kehidupan, bayi-bayi menangis, mendekut, mendenguk, menjerit, dan tertawa, seolah-olah menghasilkan tiap-tiap jenis yang mungkin dibuat. Banyak pengamat menandai ini sebagai tahap bayi menghasilkan segala bunyi ujaran yang dapat ditemui dalam segala bahasa dunia. Adalah menarik perhatian bahwa produksi-produksi seorang bayi ditandai dengan cara ini, tetapi karakterisasi tersebut mungkin tidak benar berdasarkan fakta-fakta, terutama sekali dalam kasus konsonan-konsonan yang amat rumit.
Bagaimanapun juga, hal yang penting adalah bahwa suara-suara bayi yang masih kecil itu secara linguistik tidaklah merupakan ucapan-ucapan yang berdasarkan organisasi fonemik dan fonetik. Suara-suara atau bunyi-bunyi tersebut tidaklah merupakan bunyi-bunyi ujaran, tetapi barulah merupakan tanda-tanda akustik yang diturunkan oleh bayi-bayi kalau mereka menggerakkan alat-alat bicaranya dalam setiap susunan atau bentuk yang mungkin dibuat. Mereka bermain dengan alat-alat suara mereka, tetapi rabanan mereka hendaknya jangan digolongkan sebagai performansi linguistic.


2)        Tahap holofrastik atau kalimat satu kata (1,0 – 1,8  tahun)
Pada usia sekitar satu tahun anak mulai mengucapkan kata-kata. Satu kata yang diucapkan oleh anak-anak harus dipandang sebagai satu kalimat penuh mencakup aspek intlektual maupun emosional sebagai cara untuk menyatakan mau tidaknya terhadap sesuatu. Misal, anak yang menyatakan “Mobil” dapat berarti “saya mau main mobil-mobilan”, “saya mau ikut naik mobil bersama ayah”, atau “saya minta diambilkan mobil mainan” dan sebagainya.

3)        Tahap Kalimat dua kata (1,6 – 2,0 tahun)
Pada tahap ini mulai memiliki banyak kemungkinan untuk menyatakan kemauannya dan berkomunikasi dengan menggunakan kalimat sederhana yang disebut kalimat dua kata yang dirangkai secara tepat. Meskipun mereka tidak memenuhi standar tata bahasa orang dewasa, bahasa mereka bukan merupakan kombinasi acak-acakan.
Pada tahap ini anak mulai memiliki banyak kemungkinan untuk menyatakan kemauannya dan berkomunikasi dengan menggunakan kalimat sederhana yang disebut dengan istilah “kalimat dua kata” yang dirangkai secara tepat.

4)        Tahap pengembangan tata bahasa awal (2,0 – 5,0 tahun)
Pada tahap ini anak mulai mengembangkan tata bahasa, panjang kalimat mulai bertambah, ucapan-ucapan yang dihasilkan semakin kompleks, dan mulai menggunakan kata jamak. Penambahan dan pengayaan terhadap sejumlah dan tipe kata secara berangsur-angsur meningkat sejalan dengan kemajuan dalam kematangan perkembangan anak.

5)        Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5,0 – 10,0 tahun)
Pada tahap ini anak semakin mampu mengembangkan struktur tata bahasa yang lebih kompleks lagi serta mampu melibatkan gabungan kalimat – kalimat sederhana.

6)        Tahap kompetensi lengkap (11,0 tahun – dewasa)
Pada akhir masa kanak-kanak, perbendaharaan kata terus meningkat, gaya bahasa mengalami perubahan, dan semakin lancar serta fasih dalam berkomunikasi. Keterampilan tata bahasa terus berkembang ke arah tercapainya berbahasa secara lengkap sebagai perwujudan dari kompetensi  komunikasi.