Thursday, 14 February 2013

karakteristik perkembangan fisik-motorik



A.     Pertumbuhan Fisik
Perkembangan fisik atau yang disebut juga pertumbuhan biologis (bio-logical growth) merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan individu. Menurut Seifert dan Hoffnung, (1994), perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, system saraf, organ-organ indrawi, pertumbuhan tinggi dan berat, dan lain-lain), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).
            Bagi anak-anak usia sekolah dan remaja, pertumbuhan dan perkembangan fisik yang optimal adalah sangat penting. Sebab pertumbuhan/ perkembangan fisik anak secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi perilaku sehari-hari. Secara langsung, pertumbuhan fisik anak akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Sedangkan secara tidak langsung, pertumbuhan/perkembangan fisik akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan orang lain. Ini akan terlihat dari pola penyesuaian diri anak secara umum.

B.     Perkembangan Motorik
Semakin  matangnya perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau ketermapilan motorik anak. Keterampilan motorik ini di bagi dua jenis, yaitu :
1.      Keterampilan atau gerakan kasar, seperti berjalan, berlari, melompat, naik dan turun tangga.
2.      Keterampilan motorik halus atau keterampilan memanipulasi, seperti menulis, menggambar, memotong, melempar, dan menangkap bola, serta memainkan benda – benda atau alat – alat mainan.
Perkembangan keterampilan motorik merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan pribadi secara keseluruhan.
Elizabeth Hurlock, mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik bagi konstelasi perkembangan individu, yaitu :
a.       Melalui ketermapilan motorik anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar, dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.
b.      Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi “helplessness” (tidak berdaya) pada bulan – bulan pertama dalam kehidupannya ke kondisi yang “independence” (bebas, tidak bergantung). Anak dapat bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan “self confidence” (rasa percaya diri).
c.       Melalui keterampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah (school adjustment). Pada usia pra sekolah (taman kanak – kanak) atau usia kelas – kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan berbaris – baris.
d.      Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucil atau menjadi anak yang “fringer” (terpinggirkan).
e.       Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan “self-concept” atau kepribadian anak.
Seiring dengan perkembangan motorik ini, bagi anak usia pra sekolah (taman kanak – kanak) atau kelas-kelas rendah SD, tapat sekali diajarkan atau  dilatihkan tentang hal – hal berikut :
a.       Dasar – dasar keterampilan untuk menulis (huruf arab dan latin) dan menggambar.
b.      Keterampilan berolahraga (seperti senam) atau menggunakan alat – alat olahraga.
c.       Gerakan – gerakan permainan, seperti meloncat, memanjat, dan berlari.
d.      Baris – berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan kedisiplinan dan ketertiban.
e.       Gerakan – gerakan ibadah shalat.

C.      Pengaruh Pertumbuhan Fisik Terhadap Tingkah Laku
Konsisten dengan konsep dasar bahwa individu merupakan satu kesatuan psiko-fisik yang tidak dapat dipisah-pisahkan maka pertumbuhan fisik mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku. Anak kecil berumur belasa bulan mungkin sudah dapat berjalan. Namun, karena pertumbuhan otot pada tungkai dan pertumbuhan alat keseimbangan belum sempurna, jalannya menjadi masih terhuyung-huyung dan belum tegap seperti orang dewasa.
Pertumbuhan fisik pada gilirannya akan membawa sampai pada suatu kondisi jasmaniah yang siap untuk melaksanakan tugas perkembangan secara lebih mamadai, yaitu kesiapan individu untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan periode berikutnya. Pada gilirannya, terjadilah perubahan tingkah laku yang progresif dan semakin sempurna. Beberapa ilustrasi berikut dapat menjadi gambaran tentang bagaimana pertumbuhan fisik dapat mempengaruhi tingkah laku individu. Pertumbuhan yang semakin sempurna pada otak menyebabkan susunan syaraf menjadi lebih kompleks dan system syaraf menjadi lebih sempurna sehingga kemampuan berfikir menjadi lebih tinggi.

D.     Fase – Fase Perkembangan Fisik dan Motorik
1.     Periode Perkelahiran (prenatal period) ialah saat dari pembuahan hingga kelahiran. Periode ini merupakan masa pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal hingga menjadi organisme yang sempurna dengan kemampuan otak dan perilaku, yang dihasilkan kira kira dalam periode 9 bulan.
2.     Masa Bayi (infacy) ialah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial.
3.     Masa awal anak anak (early chidhood) yaitu periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin mandiri dan menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan keterampilan kesiapan bersekolah (mengikuti perintah, mengidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu berjam jam untuk bermain dengan teman teman sebaya. Jika telah memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara umum mengakhiri masa awal anak anak.
4.     Masa pertengahan dan akhir anak anak (middle and late childhood) ialah periode perkembangan yang merentang dari usia kira kira enam hingga sebelas tahun, yang kira kira setara dengan tahun tahun sekolah dasar, periode ini biasanya disebut dengan tahun tahun sekolah dasar. Keterampilan keterampilan fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung telah dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan pengendalian diri mulai meningkat.
5.     Masa remaja (adolescence) ialah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
6.     Masa awal dewasa (early adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia tugapuluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak.
7.     Masa pertengahan dewasa (middle adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada usia kira kira 35 hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enampuluhan tahun. Ini adalah masa untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu generasi berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir.
8.     Masa akhir dewasa (late adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada usia enampuluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.






E.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik
Ada sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik individu, yaitu sebagai berikut :
1.      Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu. Termasuk ke dalam faktor internal ini adalah sebagai berikut :
a.       Sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya
Anak yang ayah dan ibunya bertubuh tinggi cenderung lebih lekas menjadi tinggi dari pada anak yang berasal dari orang tua yang bertumbuh pendek.
b.      Kematangan
Secara sepintas, pertumbuhan fisik seolah-olah seperti sudah direncanakan oleh faktor kematangan. Meskipun anak itu diberi makanan yang bergizi tinggi, tetapi kalau saat kematangan belum sampai, pertumbuhan akan tertunda. Misalnya, anak berumur tiga bulan  diberi makanan yang cukup bergizi supaya pertumbuhan otot kakinya berkembang sehingga mampu untuk berjalan. Ini tidak mungkin berhasil sebelum mencapai umur lebih dari sepuluh bulan.
2.      Faktor Eksternal
Faktor eksternal ialah faktor yang berasal dari luar diri anak. Termasuk ke dalam faktor eksternal adalah sebagai berikut :
a.       Kesehatan
Anak yang sering sakit-sakitan pertumbuhan fisiknya akan terhambat.
b.      Makanan
Anak yang kurang gizi pertumbuhannya akan terhambat, sebaliknya yang cukup gizi pertumbuhannya pesat.
c.       Stimulasi Lingkungan
Individu yang tubuhnya sering dilatih untuk meningkatkan percepatan pertumbuhannya akan berbeda dengan yang tidak pernah mendapat latihan.

F.      Perbedaan Individual dalam Pertumbuhan Fisik
Faktor-faktor internal dan eksternal yang semuanya ikut yang mempengaruhi pertumbuhan individu mudah dimengerti bahwa pertumbuhan fisik akan sangat bervariasi. Perbedaan faktor keturunan, kondisi kesehatan, gizi makanan, dan stimulasi lingkungan menyebabkan perbedaan pertumbuhan fisik individu. Anak yang selalu sehat dengan makan yang cukup mengandung gizi akan menunjukkan pertumbuhan fisik yang lebih cepat dari pada anak yang sering sakit-sakitan dan kekurangan gizi.  Anak-anak yang dari ayah dan ibu yang jangkung cenderung menjadi jangkung pula dan mengalami pertumbuhan fisik lebih cepat dari pada anak-anak yang orang tuanya pendek. Pertumbuhan fisik yang menunjukkan perbedaan yang mencolok antara remaja putri dengan remaja putra. Pada umumnya, remaja putri lebih cepat pertumbuhan fisiknya dari pada remaja putra. Namun demikian, pada suatu periode tertentu anak laki-laki akan menyusul dengan kecepatan melebihi anak perempuan sehingga pada akhirnya anak laki-laki mempunyai tinggi, besar, dan berat badan melebihi anak perempuan. Ini tidak berarti bahwa semua anak laki-laki pasti lebih tinggi dan besar dari pada anak perempuan. Sebab ada juga anak perempuan yang tinggi besar dan ada juga anak laki-laki yang kerdil.

G.     Upaya Membantu Pertumbuhan Fisik dan Implikasinya Bagi Pendidikan
Dalam batas-batas tertentu, percepatan pertumbuhan fisik dapat dibantu dengan berbagai usaha atau stimulasi secara sistematis, antara lain sebagai berikut :
1.      Menjaga Kesehatan Badan
Kebiasaan hidup sehat, bersih dan olahraga secara teratur akan dapat membantu menjaga kesehatan pertumbuhan tubuh. Namun, apabila ternyata masih terkena penyakit, haruslah segera diupayakan agar lekas sembuh. Sebab kesehatan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik.
2.      Memberi Makanan yang Baik
Makanan yang baik ialah makanan yang banyak mengandung gizi, segar dan sehat, serta tidak tercemar oleh kotoran atau penyakit. Baik buruknya makanan yang dimakan oleh anak akan menentukan pula kecepatan pertumbuhan fisik. Para remaja mengalami pertumbuhan fisik yang cepat. Oleh karena itu, memerlukan zat-zat pembangun yang terdapat dalam makanan sehingga menyebabkan para remaja pada umumnya nafsu makan. Jika makanan yang dimakan cukup mangandung gizi, kebutuhan zat pembangun bisa terpenuhi sehingga pertumbuhan menjadi lancar. Sebaliknya, jika kebutuhan zat pembangun tidak terpenuhi, pertumbuhan fisik akan menjadi terhambat dan kurang lancar.
Implikasinya bagi pedidikan adalah perlunya memperhatikan faktor-faktor berikut ini :
a.       Sarana dan Prasarana
Faktor sarana dan prasarana  ini jangan sampai menimbulkan gangguan kesehatan pada anak. Misalnya, tempat duduk yang kurang sesuai serta ruangan yang gelap dan terlalu sempit akan menimbulkan gangguan kesehatan. Penyelenggaraan pendidikan modern menghendaki agar tempat duduk anak dan meja dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, ruangan kelas yang bersih, terang dan cukup luas, serta kedisiplinan yang tidak kaku.
b.      Waktu Istirahat
Untuk menghilangkan rasa lelah dan mengumpulkan tenaga baru, istirahat sangat diperlukan. Terus-menerus bekerja tanpa ada waktu istirahat dapat menimbulkan kelelahan yang mendatangkan kerugian bagi kesehatan. Oleh karena itu, dalam belajarpun sangat penting memperhatikan pengaturan waktu istirahat bagi anak-anak karena dalam belajar dikenal adanya istilah yang disebut dengan biorama, yang berarti kemampuan anak berkonsentrasi akan sangat dipengaruhi oleh irama stamina biologis pada anak itu sendiri. Berkaitan dengan biorama ini, ada rumus pengaturan belajar yang dikenal dengan “lima kali dua lebih baik daripada dua kali lima” artinya, belajar sebanyak lima kali yang masing-masing berlangsung selama dau jam, hasilnya akan lebih baik



DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad & Muhammad Asrori. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta : Bumi Aksara.
Dahlan, Djawad M. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
 

No comments:

Post a Comment