A. Pertumbuhan Fisik
Perkembangan
fisik atau yang disebut juga pertumbuhan biologis (bio-logical growth)
merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan individu. Menurut Seifert
dan Hoffnung, (1994), perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam
tubuh (seperti: pertumbuhan otak, system saraf, organ-organ indrawi,
pertumbuhan tinggi dan berat, dan lain-lain), dan perubahan-perubahan dalam
cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan
keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam kemampuan
fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).
Bagi anak-anak usia sekolah dan remaja,
pertumbuhan dan perkembangan fisik yang optimal adalah sangat penting. Sebab
pertumbuhan/ perkembangan fisik anak secara langsung atau tidak langsung akan
mempengaruhi perilaku sehari-hari. Secara langsung, pertumbuhan fisik anak akan
menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Sedangkan secara tidak langsung,
pertumbuhan/perkembangan fisik akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya
sendiri dan orang lain. Ini akan terlihat dari pola penyesuaian diri anak
secara umum.
B. Perkembangan Motorik
Semakin
matangnya perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot
memungkinkan berkembangnya kompetensi atau ketermapilan motorik anak.
Keterampilan motorik ini di bagi dua jenis, yaitu :
1.
Keterampilan atau gerakan
kasar, seperti berjalan, berlari, melompat, naik dan turun tangga.
2.
Keterampilan motorik halus atau
keterampilan memanipulasi, seperti menulis, menggambar, memotong, melempar, dan
menangkap bola, serta memainkan benda – benda atau alat – alat mainan.
Perkembangan keterampilan motorik merupakan
faktor yang sangat penting bagi perkembangan pribadi secara keseluruhan.
Elizabeth Hurlock, mencatat beberapa alasan
tentang fungsi perkembangan motorik bagi konstelasi perkembangan individu,
yaitu :
a.
Melalui ketermapilan motorik
anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak
merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar, dan
menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.
b.
Melalui keterampilan motorik,
anak dapat beranjak dari kondisi “helplessness”
(tidak berdaya) pada bulan – bulan pertama dalam kehidupannya ke kondisi yang “independence” (bebas, tidak bergantung).
Anak dapat bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya, dan dapat berbuat
sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan “self confidence” (rasa percaya diri).
c.
Melalui keterampilan motorik,
anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah (school adjustment). Pada usia pra sekolah (taman kanak – kanak)
atau usia kelas – kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis,
menggambar, melukis, dan berbaris – baris.
d.
Melalui perkembangan motorik
yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman
sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul
dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucil atau menjadi anak yang “fringer” (terpinggirkan).
e.
Perkembangan keterampilan
motorik sangat penting bagi perkembangan “self-concept”
atau kepribadian anak.
Seiring dengan perkembangan motorik ini,
bagi anak usia pra sekolah (taman kanak – kanak) atau kelas-kelas rendah SD,
tapat sekali diajarkan atau dilatihkan
tentang hal – hal berikut :
a.
Dasar – dasar keterampilan
untuk menulis (huruf arab dan latin) dan menggambar.
b.
Keterampilan berolahraga
(seperti senam) atau menggunakan alat – alat olahraga.
c.
Gerakan – gerakan permainan,
seperti meloncat, memanjat, dan berlari.
d.
Baris – berbaris secara
sederhana untuk menanamkan kebiasaan kedisiplinan dan ketertiban.
e.
Gerakan – gerakan ibadah
shalat.
C. Pengaruh Pertumbuhan Fisik
Terhadap Tingkah Laku
Konsisten dengan konsep dasar bahwa individu
merupakan satu kesatuan psiko-fisik yang tidak dapat dipisah-pisahkan maka
pertumbuhan fisik mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku. Anak kecil berumur
belasa bulan mungkin sudah dapat berjalan. Namun, karena pertumbuhan otot pada
tungkai dan pertumbuhan alat keseimbangan belum sempurna, jalannya menjadi
masih terhuyung-huyung dan belum tegap seperti orang dewasa.
Pertumbuhan fisik pada gilirannya akan membawa
sampai pada suatu kondisi jasmaniah yang siap untuk melaksanakan tugas
perkembangan secara lebih mamadai, yaitu kesiapan individu untuk melaksanakan
tugas-tugas perkembangan periode berikutnya. Pada gilirannya, terjadilah
perubahan tingkah laku yang progresif dan semakin sempurna. Beberapa ilustrasi
berikut dapat menjadi gambaran tentang bagaimana pertumbuhan fisik dapat
mempengaruhi tingkah laku individu. Pertumbuhan yang semakin sempurna pada otak
menyebabkan susunan syaraf menjadi lebih kompleks dan system syaraf menjadi
lebih sempurna sehingga kemampuan berfikir menjadi lebih tinggi.
D. Fase – Fase
Perkembangan Fisik dan Motorik
1.
Periode
Perkelahiran (prenatal period) ialah saat dari pembuahan hingga kelahiran.
Periode ini merupakan masa pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal
hingga menjadi organisme yang sempurna dengan kemampuan otak dan perilaku, yang
dihasilkan kira kira dalam periode 9 bulan.
2.
Masa Bayi (infacy) ialah
periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan.
Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. Banyak kegiatan
psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran
simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial.
3.
Masa awal
anak anak (early chidhood) yaitu periode pekembangan yang merentang
dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut
dengan periode prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin
mandiri dan menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan keterampilan kesiapan
bersekolah (mengikuti perintah, mengidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu
berjam jam untuk bermain dengan teman teman sebaya. Jika telah memasuki kelas
satu sekolah dasar, maka secara umum mengakhiri masa awal anak anak.
4.
Masa
pertengahan dan akhir anak anak (middle and late childhood)
ialah periode perkembangan yang merentang dari usia kira kira enam hingga
sebelas tahun, yang kira kira setara dengan tahun tahun sekolah dasar, periode
ini biasanya disebut dengan tahun tahun sekolah dasar. Keterampilan
keterampilan fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung telah
dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan
kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan
pengendalian diri mulai meningkat.
5.
Masa remaja
(adolescence) ialah
suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang
dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun
hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat,
pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan
perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan
pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian
kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak,
dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
6.
Masa awal
dewasa (early adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada
akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada
usia tugapuluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan
ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan
pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan
mengasuh anak anak.
7.
Masa
pertengahan dewasa (middle adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada
usia kira kira 35 hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enampuluhan tahun.
Ini adalah masa untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan
sosial seperti membantu generasi berikutnya menjadi individu yang berkompeten,
dewasa dan mencapai serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir.
8.
Masa akhir
dewasa (late adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada
usia enampuluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah
masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali
kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Fisik
Ada sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan fisik individu, yaitu sebagai berikut :
1.
Faktor Internal
Faktor internal adalah
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu. Termasuk ke dalam faktor
internal ini adalah sebagai berikut :
a.
Sifat jasmaniah yang diwariskan
dari orang tuanya
Anak yang ayah dan
ibunya bertubuh tinggi cenderung lebih lekas menjadi tinggi dari pada anak yang
berasal dari orang tua yang bertumbuh pendek.
b.
Kematangan
Secara sepintas,
pertumbuhan fisik seolah-olah seperti sudah direncanakan oleh faktor
kematangan. Meskipun anak itu diberi makanan yang bergizi tinggi, tetapi kalau
saat kematangan belum sampai, pertumbuhan akan tertunda. Misalnya, anak berumur
tiga bulan diberi makanan yang cukup
bergizi supaya pertumbuhan otot kakinya berkembang sehingga mampu untuk
berjalan. Ini tidak mungkin berhasil sebelum mencapai umur lebih dari sepuluh
bulan.
2.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal ialah
faktor yang berasal dari luar diri anak. Termasuk ke dalam faktor eksternal
adalah sebagai berikut :
a.
Kesehatan
Anak yang sering
sakit-sakitan pertumbuhan fisiknya akan terhambat.
b.
Makanan
Anak yang kurang gizi
pertumbuhannya akan terhambat, sebaliknya yang cukup gizi pertumbuhannya pesat.
c.
Stimulasi Lingkungan
Individu yang tubuhnya
sering dilatih untuk meningkatkan percepatan pertumbuhannya akan berbeda dengan
yang tidak pernah mendapat latihan.
F. Perbedaan Individual dalam
Pertumbuhan Fisik
Faktor-faktor internal dan eksternal yang
semuanya ikut yang mempengaruhi pertumbuhan individu mudah dimengerti bahwa
pertumbuhan fisik akan sangat bervariasi. Perbedaan faktor keturunan, kondisi
kesehatan, gizi makanan, dan stimulasi lingkungan menyebabkan perbedaan
pertumbuhan fisik individu. Anak yang selalu sehat dengan makan yang cukup
mengandung gizi akan menunjukkan pertumbuhan fisik yang lebih cepat dari pada
anak yang sering sakit-sakitan dan kekurangan gizi. Anak-anak yang dari ayah dan ibu yang
jangkung cenderung menjadi jangkung pula dan mengalami pertumbuhan fisik lebih
cepat dari pada anak-anak yang orang tuanya pendek. Pertumbuhan fisik yang
menunjukkan perbedaan yang mencolok antara remaja putri dengan remaja putra.
Pada umumnya, remaja putri lebih cepat pertumbuhan fisiknya dari pada remaja
putra. Namun demikian, pada suatu periode tertentu anak laki-laki akan menyusul
dengan kecepatan melebihi anak perempuan sehingga pada akhirnya anak laki-laki
mempunyai tinggi, besar, dan berat badan melebihi anak perempuan. Ini tidak
berarti bahwa semua anak laki-laki pasti lebih tinggi dan besar dari pada anak
perempuan. Sebab ada juga anak perempuan yang tinggi besar dan ada juga anak
laki-laki yang kerdil.
G. Upaya Membantu Pertumbuhan
Fisik dan Implikasinya Bagi Pendidikan
Dalam batas-batas tertentu, percepatan
pertumbuhan fisik dapat dibantu dengan berbagai usaha atau stimulasi secara
sistematis, antara lain sebagai berikut :
1.
Menjaga Kesehatan Badan
Kebiasaan hidup sehat,
bersih dan olahraga secara teratur akan dapat membantu menjaga kesehatan
pertumbuhan tubuh. Namun, apabila ternyata masih terkena penyakit, haruslah
segera diupayakan agar lekas sembuh. Sebab kesehatan sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan fisik.
2.
Memberi Makanan yang Baik
Makanan yang baik ialah makanan
yang banyak mengandung gizi, segar dan sehat, serta tidak tercemar oleh kotoran
atau penyakit. Baik buruknya makanan yang dimakan oleh anak akan menentukan
pula kecepatan pertumbuhan fisik. Para remaja mengalami pertumbuhan fisik yang
cepat. Oleh karena itu, memerlukan zat-zat pembangun yang terdapat dalam
makanan sehingga menyebabkan para remaja pada umumnya nafsu makan. Jika makanan
yang dimakan cukup mangandung gizi, kebutuhan zat pembangun bisa terpenuhi
sehingga pertumbuhan menjadi lancar. Sebaliknya, jika kebutuhan zat pembangun
tidak terpenuhi, pertumbuhan fisik akan menjadi terhambat dan kurang lancar.
Implikasinya bagi pedidikan adalah perlunya
memperhatikan faktor-faktor berikut ini :
a.
Sarana dan Prasarana
Faktor
sarana dan prasarana ini jangan sampai
menimbulkan gangguan kesehatan pada anak. Misalnya, tempat duduk yang kurang
sesuai serta ruangan yang gelap dan terlalu sempit akan menimbulkan gangguan
kesehatan. Penyelenggaraan pendidikan modern menghendaki agar tempat duduk anak
dan meja dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, ruangan kelas yang bersih,
terang dan cukup luas, serta kedisiplinan yang tidak kaku.
b.
Waktu Istirahat
Untuk menghilangkan rasa
lelah dan mengumpulkan tenaga baru, istirahat sangat diperlukan. Terus-menerus
bekerja tanpa ada waktu istirahat dapat menimbulkan kelelahan yang mendatangkan
kerugian bagi kesehatan. Oleh karena itu, dalam belajarpun sangat penting
memperhatikan pengaturan waktu istirahat bagi anak-anak karena dalam belajar
dikenal adanya istilah yang disebut dengan biorama,
yang berarti kemampuan anak berkonsentrasi akan sangat dipengaruhi oleh irama
stamina biologis pada anak itu sendiri. Berkaitan dengan biorama ini, ada rumus
pengaturan belajar yang dikenal dengan “lima kali dua lebih baik daripada dua
kali lima” artinya, belajar sebanyak lima kali yang masing-masing berlangsung
selama dau jam, hasilnya akan lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Ali,
Muhammad & Muhammad Asrori. 2006. Psikologi
Remaja. Jakarta : Bumi Aksara.
Dahlan,
Djawad M. 2007. Psikologi Perkembangan
Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Desmita.
2009. Psikologi Perkembangan Peserta
Didik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
No comments:
Post a Comment