Anda orang yang jenius? Atau orang
o’on ? hehehe, maaf bercanda. Pada dasarnya Sang pencipta telah menciptakan
kita dengan keistimewaan otank yang mampu berfikir dan mengembangkan daya akal.
Batas kerja otak bisa saya katakan tak terbatas karena belum 1 orang pun yang
pernah menggunakan otaknya secara penuh (100 %) kecuali dalam film fiktif LUCY
yang mampu menembus kemampuan otak 100 %.
Sebenarnya anda orang jenius ataupun tidak, peluang untuk berfikir cerdik ttetap ada hanya saja caranya mungkin belum kita tahu, nah untuk itu saya mencoba menggabungkan berbagai artikel dari sumber yang bisa dipercaya untuk menulis tentang berfikir cerdik yang pastinya dalam bentuk sederhana yang gampang banget dipahami.
Sebenarnya anda orang jenius ataupun tidak, peluang untuk berfikir cerdik ttetap ada hanya saja caranya mungkin belum kita tahu, nah untuk itu saya mencoba menggabungkan berbagai artikel dari sumber yang bisa dipercaya untuk menulis tentang berfikir cerdik yang pastinya dalam bentuk sederhana yang gampang banget dipahami.
A.
Pengertian Berfikir Cerdik
Sebelum
kita masuk dalam ranah berfikir cerdik, alangkah baiknya bila kita kaji
perngertian berfikir. Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan
kerja otak. Walaupun tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran
manusia lebih dari sekedar kerja organ tubuh yang disebut otak. Kegiatan
berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan
dan kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada obyek
tertentu, menyadari secara aktif dan menghadirkannya dalam pikiran kemudian
mempunyai wawasan tentang obyek tersebut.
Berpikir
juga berarti berjerih-payah secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami
atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Dalam berpikir
juga termuat kegiatan meragukan dan memastikan, merancang, menghitung,
mengukur, mengevaluasi, membandingkan, menggolongkan, memilah-milah atau
membedakan, menghubungkan, menafsirkan, melihat kemungkinan-kemungkinan yang
ada, membuat analisis dan sintesis menalar atau menarik kesimpulan dari premis-premis
yang ada, menimbang, dan memutuskan.
Nah sudah jelaskan apa itu
berfikir?
Sekarang saatnya kita masuk dalam
ranah berfikir Cerdik. Berpikir cerdik adalah menggunakan akal budi agar cepat
mengerti suatu permasalahan yang sedang dihadapi dan mampu memberikan solusinya
secara cepat dan tepat.
B.
Mengembangkan
kemampuan berpikir cerdik
Berpikir cerdik berbeda dengan
berpikir licik. Berpikir cerdik berarti kita menggunakan akal budi untuk
mendapatkan cara-cara yang baik untuk mengatasi suatu permasalahan. Berbeda
dengan berpikir licik yang berusaha menggunakan akalnya untuk mencari cara yang
buruk untuk memutarbalikkan fakta. Memang, kadangkala amat sulit membedakan
antara berpikir cerdik dan licik.
Simak ceritera “Si Kancil”
Ketika si Kancil tertangkap petani
dan dikurung dalam “kurungan” ia tidak panik. Ia sadar bahwa ia akan di
sembelih untuk santapan “sang Petani”. Ia kemudian berpikir bagaimana caranya
melepaskan diri. Ia kemudian melihat kurungan dan menyimpulkan bahwa ia tidak
mungkin mampu membuka kurungan. Apa akal? Selagi ia berpikir datanglah seorang
anjing. Pada saat itu terlintaslah sebuah ide.
“Ngapain kau kancil”, tanya anjing.
“Aku mau dijadikan mantu oleh pak
Tani”, jawab si Kancil.
“Enak ya kamu Cil”, si Anjing iri.
“Kamu mau dijadikan mantu?”, si
Kancil memancing.
“Mau!”, jawab anjing.
“Kalau begitu, kau masuk ke dalam
kurungan ini”, kata si Kancil.
“Okey”, kata anjing dengan gembira.
Simak pula ceritera Abunawas
berikut ini.
Baginda Raya Harun Al Rasyid
memanggil Abunawas untuk meminta nasehat karena ia sudah sebulan tidak
berselera makan. Abunawas berpikir sejenak.
“Baginda, hamba punya saran. Di
hutan Tutupan, ada kijang berbulu putih yang dagingnya sangat lezat. Baginda
pasti sembuh. Syaratnya Baginda harus menangkapnya sendiri”, kata Abunawas.
“Baik, besok kita berangkat”, kata
Baginda
Merekapun pergi berburu melalui
jalan yang rumit. Baginda tampak lelah, haus dan lapar. Abunawas kemudian pergi
memancing dan mendapatkan beberapa ekor ikan yang kemudian diberi garam dan
asam serta memanggangnya. Bau harum semakin membuat baginda lapar.
“Mari kita makan, Baginda”, ajak
Abunawas.
“Baik”, Baginda sangat berselera,
dan memakan habis ikan tersebut.
“Belum pernah aku memakan masakan
selezat ini”. Mari kita lanjutkan berburunya”, ajak Baginda.
“Maaf Baginda kijang itu tidak
ada”, jawab Abunawas.
“Lalu bagaimana dengan kesembuhan
saya”, tanya Baginda.
“Baginda telah sembuh dari penyakit
baginda”, jawab Abunawas.
Dari ceritera itu, dapat kita baca
bahwa si Kancil berusaha menggunakan akal pikirannya untuk memecahkan masalah
yang dihadapi. Ia berhasil menemukan ide dengan cepat meskipun ia harus
mengorbankan pihak lain. Cerdik atau licik?
Berbeda dengan ceritera kedua
dimana Abunawas dalam waktu yang singkat mampu mencarikan solusi untuk
memecahkan masalah yang dihadapi oleh Baginda. Meskipun ceritera itu agak
konyol, dapat dinyatakan bahwa Abunawar mampu berpikir cerdik. Memecahkan
masalah dengan tepat dalam waktu yang cepat.
C. Strategi berpikir cerdik
Ada 8 strategi yang dapat mendorong
cara berpikir anda lebih produktif untuk memecahkan masalah:
1. Lihatlah persoalan anda
dengan berbagai cara yang berbeda dan cari perspektif baru yang belum pernah
dipakai oleh orang lain (atau belum diterbitkan!)
Leonardo da Vinci
percaya bahwa untuk menambah pengetahuan tentang suatu masalah dimulai dengan
mempelajari cara menyusun ulang masalah tersebut dengan berbagai cara yang
berbeda. Ia merasa bahwa pertama kali melihat masalah itu terlalu prubasangka.
Seringkali, masalah itu dapat disusun ulang dan menjadi suatu masalah yang
baru.
2. Bayangkan!
Ketika Einstein
memikirkan suatu masalah, ia selalu menemukan bahwa perlu untuk merumuskan
persoalannya dalam berbagai cara yang berbeda-beda yang masuk akal, termasuk
menggunakan diagram-diagram. Ia membayangkan solusi-solusinya dan yakin bahwa
kata-kata dan angka-angka tidak memegang peran penting dalam proses
berpikirnya.
3. Hasilkan! Karakteristik anak
jenius yang membedakan adalah produktivitas.
Thomas Edison
memegang 1.093 paten. Dia memberikan jaminan produktivitas dengan memberikan
ide-ide pada diri sendiri dan asistennya. Dalam studi dari 2.036 ilmuwan
sepanjang sejarah, Dekan Keith Simonton, dari University of California di
Davis, menemukan bahwa ilmuwan-ilmuwan yang dihormati tidak hanya menciptakan
banyak karya-karya terkenal, tapi banyak yang buruk. Mereka tidak takut gagal,
atau membuat kesalahan besar untuk meraih hasil yang hebat.
4. Buat kombinasi-kombinasi
baru. Kombinasikan, and kombinasikan ulang, ide-ide, bayangan-bayangan, and
pikiran-pikiran ke dalam kombinasi yang berbeda, tidak peduli akan keanehan
atau ketidakwajaran.
Keturunan
hukum-hukum yang menjadi dasar ilmu genetika modern berasal dari pendeta
Austria, Grego Mendel, yang mengkombinasikan matematika dan biologi untuk
menciptakan ilmu pengetahuan baru.
5. Bentuklah hubungan-hubungan;
buatlah hubungan antara peroalan-persoalan yang berbeda
Da Vinci menemukan
hubungan antara suara bel dan sebuah batu yang jatuh ke dalam air. Hal ini
memungkinkan Da Vinci untuk membuat hubungan bahwa suara mengalir melalui
gelombang-gelombang. Samuel Morse menciptakan stasiun-stasiun penghubung untuk
tanda-tanda telegraf ketika memperhatikan stasiun-stasiun penghubung untuk
kuda-kuda.
6. Berpikir secara berlawanan.
Ahli ilmu fisika
Niels Bohr percaya bahwa jika andamemegang pertentangan secara bersamaan,
kemudian anda menyingkirkan pikiran anda dan akal anda bergerak menuju
tingkatan yang baru. Kemampuannya untuk membayangkan secara bersamaan mengenai
suatu partikel dan suatu gelombang mengarah pada konsepsinya tentang prinsip
saling melengkapi. Dengan menyingkirkan pikiran (logis) dapat memungkinkan akal
anda untuk menciptakan sesuatu yang baru.
7. Berpikir secara metafor.
Aristotle
menganggap metafora sebagai tanda yang jenius, dan percaya bahwa individual
yang memiliki kapasitas untuk menerima persamaan antara dua keberadaan yang
berbeda dan menghubungkannya adalah individual yang punya bakat kusus.
8. Persiapkan diri anda untuk
menghadapi kesempatan.
Bilamana kita
mencoba sesuatu dan gagal, kita akhirnya mengerjakan sesuatu yang lain. Hal ini
adalah prinsip pertama dari kekreatifan. Kegagalan dapat menjadi produktif
hanya jika kita tidak terfokus pada satu hal sebagai suatu hasil yang tidak
produktif. Sebaliknya, menganalisa proses, komponen-kompnen dan bagaimana anda
dapat mengubahnya untuk memperoleh hasil yang lain. Jangan bertanya, ?Mengapa
saya gagal?? melainkan ?Apa yang telah saya lakukan??