Penelitian pada tahun 1970-an menunjukkan bahwa betapa pentingnya
perbedaan individual dalam perkembangan bahasa. Sesungguhnya anak-anak belajar
bahasa dengan berbagai cara atau bervariasi dan tidak dengan cara seragam.
Nelson adalah orang pertama yang mengidentifikasikan pentingnya
perbedaan individu dalam bentuk perkembangan bahasa sehingga hasil
penelitiannya didokumentasikan dan disebarluaskan pada peneliti – peniliti
selanjutnya. Menurut hasil penelitian NELSON, misalnya saja, anak umur 1 – 2,3
tahun umumnya menguasai sekitar 50 kata, namun sesungguhnya pada anak itu
terjadi perbedaan kata – kata dan frasa yang mereka hasilkan. Sebagian besar
dari mereka belajar bahasa dalam bentuk yang disebut dengan istilah “gaya referensial” (Referential style) (berk,
1989). Kosakata awal yang mereka kuasai sebagian besar adalah kata – kata
benda, serta sebagian kecil dari kata sifat dan kata kerja. Selain itu ada
sebagian kecil dari mereka yang belajar bahasa dalam bentuk yang disebut
istilah “gaya ekspresif” (expressive
style) (Berk, 1989). Berbeda dengan anak yang menggunakan gaya referensial,
anak – anak ini lebih banyak menggunakan kata ganti kata benda dan kondisi –
kondisi sosial. Hanya sebagian kecil kata benda, kata kerja, kata sifat yang
mereka gunakan.
Lebih lanjut NELSON (Bretherton et al., 1982) mengatakan bahwa ada
dua tipe perkembangan anak dalam perkembangan bahasa.
1. Anak yang
bertipe referensial cenderung berpandangan bahwa sebagian besar bahasa
digunakan untuk membicarakan benda – benda.
2. Anak yang
bertipe ekspresif cenderung berpandangan bahwa sebagian besar bahasa digunakan
untuk membicarakan dirinya dan orang lain sekaligus untuk mengekspresikan
perasaan, kebutuhan, dan kondisi sosial lainnya.
Berfikir dan berbahasa mempunyai korelasi yang tinggi, anak dengan
IQ tinggi akan berkemampuan bahasa yang tinggi. Nilai IQ menggambarkan adanya
perbedaan indivudual anak, dan dengan demikian kemampuan mereka dalam bahasa
juga bervariasi sesuai dengan variasi kemampuan mereka berfikir. Bahasa
berkembang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, karena kekayaan lingkungan akan
merupakan pendukung bagi perkembangan peristilahan yang sebagian besar dicapai
dengan proses meniru. Dengan demikian, anak yang berasal dari lingkungan yang
berbeda juga akan berbeda – beda pula kemampuan dan perkembangan bahasanya.
Perbedaan individu pada setiap kemampuan berbahasa anak akan
meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Semakin bertambah usia, semakin
luas dan bervariasinya lingkungan hidup dan lingkungan pergaulan. Akibatnya,
tidak hanya akan semakin kompleks dari usia sebelumnya tetapi juga semakin
berbeda dengan individu lain.