Aliran nativisme berpandangan bahwa perkembangan kemampuan
berbahasa seseorang ditentukan oleh faktor – faktor bawaan sejak lahir yang
diturunkan oleh orang tuanya. Dengan demikian, jika orang tuanya memiliki kemampuan
berbahasa yang baik dan cepat, perkembangan kemampuan bahasa anak pun juga akan
baik dan cepat. Begitu juga sebaliknya, jika kemampuan bahasa orang tuanya
lambat dan kurang baik, perkembangan bahasa anak pun ikut lambat dan kurang
baik.
Sementara itu, aliran empirisme atau behaviorisme justru
berpandangan sebaliknya, yaitu bahwa perkembangan kemampuan berbahasa seseorang
tidak ditentukan oleh bawaan sejak lahir melainkan ditentukan oleh proses
belajar dari lingkungan sekitarnya.
Jadi, menurut aliran ini proses belajarlah yang sangat menentukan perkembangan
kemampuan bahasa seseorang. Dari perspektif ini, meskipun kemampuan bahasa
orangtuanya kurang baik dan lambat tetapi jika proses stimulasi dan proses
belajar dilakukan secara intensif dengan lingkungan berbahasa secara baik dan
cepat, perkembangan kemampuan bahasa anak menjadi baik dan cepat.
Adapun aliran lain yang cenderung lebih moderat, yaitu alitan
konvergensi mengajukan pandangan yang merupakan kolaborasi dari faktor bawaan
dan pengaruh lingkungan. Menurut aliran ini perkembangan kemampuan bahasa
seseorang merupakan konvergensi atau perpaduan dari kedua faktor tersebut.
Faktor bawaan juga berpengaruh terhadap perkembangan bahasa seseorang, semenjak
dalam kandungan, anak telah memiliki sifat – sifat yang menentukan daya kerja
intlektualnya. Secara potensial anak telah membawa kemungkinan apakah akan
menjadi kemampuan berfikir setaraf normal, di atas normal atau dibawah normal.
Namun, potensi ini tidak akan berkembang atau terwujud secara optimal apabila
lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang. Individu yang sehari –
harinya banyak berinteraksi dengan lingkungan yang kaya akan kemampuanbahasanya
cenderung memiliki kesempatan lebih banyak dan lebih bagus untuk mengembangkan
bahasanya. Sebaliknya, individu yang banyak berinteraksi dengan lingkungan yang
miskin kemampuan bahanya cenderung memberikan kesempatan yang terbatas terhadap
perkembangan bahasa individu yang tumbuh dan berkembang didalamnya.
Secara rinci dapat diidentifikasi sejumlah faktor yang
mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu sebagai berikut:
1.
Kesehatan
Anak yang sehat lebih cepat belajar berbicara ketimbang anak yang
tidak sehat, karena motivasinya lebih kuat untuk menjadi anggota kelompok
social dan berkomunikasi dengan anggota kelompok tersebut.
2.
Kecerdasan
Anak yang memiliki kecerdasan tinggi, belajar berbicaranya lebih
cepat dan memperlihatkan penguasaan bahasa yang lebih unggul ketimbang anaj
yang tingkat kecerdasannya rendah.
3.
Keadaan
Sosial Ekonomi
Anak dari kelompok yang keadaan social ekonominya tinggi akan
lebih mudah belajar berbicara, mengungkapkan dirinya lebih baik, dan lebih
banyak berbicara ketimbang anak dari kelompok yang keadaan social ekonominya
lebih rendah. Penyebab utamanya adalah bahwa anak dari kelompok lebih tinggi
lebih banyak didorong untuk lebih berbicara dan lebih banyak dibimbing utnuk melakukannya.
4.
Jenis
Kelamin
Dibandingkan dengan anak perempuan, anak laki-laki tertinggal
dalam belajar berbicara. Pada setiap jenjang umur, kalimat anak lelaki lebih
pendek dan kurang betul tata bahasanya, kosakata yang diucapkan lebih sedikit,
dan pengucapannya kurang tepat ketimbang anak perempuan.
5.
Keinginan
berkomunikasi
Semakin kuat keinginan utnuk berkomunikasi dengan orang lain,
semakin kuat motivasi anak untuk belajar berbicara, dan semakin bersedia
menyisihkan waktu dan usaha yang diperlukan utnuk belajar.
6.
Dorongan /
Motivasi
Semakin banyak anak di dorong utnuk berbiacara dengan mengajaknya
bicara, dan didorong menanggapinya, akan semakin unggul mereka dalam berbicara
dan semakin baik kualitas bicaranya.
7.
Ukuran
Keluarga
Anak tunggal atau anak dari keluarga kecil biasanya berbicara
lebih awal dan lebih baik ketimbang dari keluarga besar karena orang tua dapat
menyisihkan waktu yang lebih banyak untuk mengajak anaknya berbicara.
8.
Urutan
kelahiran
Dalam keluarga yang sama, anak pertama lebih unggul ketimbang anak
yang lahir kemudian. Ini karena orang tua dapat menyisihkan waktunya lebih
banyak untuk mengajar dan mendorong anak yang lahir pertama dalam belajar
berbicara disbanding anak yang lahir kemudian.
9.
Metode
Pelatihan Anak
Anak-anak yang dilatih secara
otoriter yang menekankan bahwa “anak harus dilihat dan bukan didengar”
merupakan hambatan belajar, sedang pelatihan yang memberikan keleluasaan dan
demokratis akan mendorong anak untuk belajar.
10.
Kelahiran
kembar
Anak yang lahir kembar umumnya terlambat dalam perkembangan
bicaranya terutama karena mereka lebih banyak bergaul dengan saudara kembarnya
dan hanya memahami logat khusus yang mereka miliki.
11.
Hubungan
dengan teman sebaya
Semakin banyak hubungan anak dengan teman sebayanya dan semakin
besar keinginan mereka untuk diterima sebagai anggota kelompok sebaya, akan
semakin kuat motivasi mereka untuk belajar berbicara.
12.
Kepribadian
Anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik cenderung kemampuan
berbicaranya lebih baik, baik secara kuantitatif, maupun secara kualitatif,
dibandingkan anak yang penyesuaian dirinya jelek. Kenyataanya, bicara
seringkali dipandang sebagai salah satu petunjuk anak yang sehat mental.