Tuesday, 13 January 2015

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BAHASA


Aliran nativisme berpandangan bahwa perkembangan kemampuan berbahasa seseorang ditentukan oleh faktor – faktor bawaan sejak lahir yang diturunkan oleh orang tuanya. Dengan demikian, jika orang tuanya memiliki kemampuan berbahasa yang baik dan cepat, perkembangan kemampuan bahasa anak pun juga akan baik dan cepat. Begitu juga sebaliknya, jika kemampuan bahasa orang tuanya lambat dan kurang baik, perkembangan bahasa anak pun ikut lambat dan kurang baik.

Sementara itu, aliran empirisme atau behaviorisme justru berpandangan sebaliknya, yaitu bahwa perkembangan kemampuan berbahasa seseorang tidak ditentukan oleh bawaan sejak lahir melainkan ditentukan oleh proses belajar  dari lingkungan sekitarnya. Jadi, menurut aliran ini proses belajarlah yang sangat menentukan perkembangan kemampuan bahasa seseorang. Dari perspektif ini, meskipun kemampuan bahasa orangtuanya kurang baik dan lambat tetapi jika proses stimulasi dan proses belajar dilakukan secara intensif dengan lingkungan berbahasa secara baik dan cepat, perkembangan kemampuan bahasa anak menjadi baik dan cepat.
Adapun aliran lain yang cenderung lebih moderat, yaitu alitan konvergensi mengajukan pandangan yang merupakan kolaborasi dari faktor bawaan dan pengaruh lingkungan. Menurut aliran ini perkembangan kemampuan bahasa seseorang merupakan konvergensi atau perpaduan dari kedua faktor tersebut. Faktor bawaan juga berpengaruh terhadap perkembangan bahasa seseorang, semenjak dalam kandungan, anak telah memiliki sifat – sifat yang menentukan daya kerja intlektualnya. Secara potensial anak telah membawa kemungkinan apakah akan menjadi kemampuan berfikir setaraf normal, di atas normal atau dibawah normal. Namun, potensi ini tidak akan berkembang atau terwujud secara optimal apabila lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang. Individu yang sehari – harinya banyak berinteraksi dengan lingkungan yang kaya akan kemampuanbahasanya cenderung memiliki kesempatan lebih banyak dan lebih bagus untuk mengembangkan bahasanya. Sebaliknya, individu yang banyak berinteraksi dengan lingkungan yang miskin kemampuan bahanya cenderung memberikan kesempatan yang terbatas terhadap perkembangan bahasa individu yang tumbuh dan berkembang didalamnya. 
Secara rinci dapat diidentifikasi sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu sebagai berikut:

1.       Kesehatan
Anak yang sehat lebih cepat belajar berbicara ketimbang anak yang tidak sehat, karena motivasinya lebih kuat untuk menjadi anggota kelompok social dan berkomunikasi dengan anggota kelompok tersebut.

2.       Kecerdasan
Anak yang memiliki kecerdasan tinggi, belajar berbicaranya lebih cepat dan memperlihatkan penguasaan bahasa yang lebih unggul ketimbang anaj yang tingkat kecerdasannya rendah.

3.       Keadaan Sosial Ekonomi
Anak dari kelompok yang keadaan social ekonominya tinggi akan lebih mudah belajar berbicara, mengungkapkan dirinya lebih baik, dan lebih banyak berbicara ketimbang anak dari kelompok yang keadaan social ekonominya lebih rendah. Penyebab utamanya adalah bahwa anak dari kelompok lebih tinggi lebih banyak didorong untuk lebih berbicara dan lebih banyak dibimbing utnuk melakukannya.

4.       Jenis Kelamin
Dibandingkan dengan anak perempuan, anak laki-laki tertinggal dalam belajar berbicara. Pada setiap jenjang umur, kalimat anak lelaki lebih pendek dan kurang betul tata bahasanya, kosakata yang diucapkan lebih sedikit, dan pengucapannya kurang tepat ketimbang anak perempuan.

5.       Keinginan berkomunikasi
Semakin kuat keinginan utnuk berkomunikasi dengan orang lain, semakin kuat motivasi anak untuk belajar berbicara, dan semakin bersedia menyisihkan waktu dan usaha yang diperlukan utnuk belajar.

6.       Dorongan / Motivasi
Semakin banyak anak di dorong utnuk berbiacara dengan mengajaknya bicara, dan didorong menanggapinya, akan semakin unggul mereka dalam berbicara dan semakin baik kualitas bicaranya.

7.       Ukuran Keluarga
Anak tunggal atau anak dari keluarga kecil biasanya berbicara lebih awal dan lebih baik ketimbang dari keluarga besar karena orang tua dapat menyisihkan waktu yang lebih banyak untuk mengajak anaknya berbicara.


8.       Urutan kelahiran
Dalam keluarga yang sama, anak pertama lebih unggul ketimbang anak yang lahir kemudian. Ini karena orang tua dapat menyisihkan waktunya lebih banyak untuk mengajar dan mendorong anak yang lahir pertama dalam belajar berbicara disbanding anak yang lahir kemudian.

9.       Metode Pelatihan Anak
Anak-anak yang dilatih secara otoriter yang menekankan bahwa “anak harus dilihat dan bukan didengar” merupakan hambatan belajar, sedang pelatihan yang memberikan keleluasaan dan demokratis akan mendorong anak untuk belajar.

10.   Kelahiran kembar
Anak yang lahir kembar umumnya terlambat dalam perkembangan bicaranya terutama karena mereka lebih banyak bergaul dengan saudara kembarnya dan hanya memahami logat khusus yang mereka miliki.

11.   Hubungan dengan teman sebaya
Semakin banyak hubungan anak dengan teman sebayanya dan semakin besar keinginan mereka untuk diterima sebagai anggota kelompok sebaya, akan semakin kuat motivasi mereka untuk belajar berbicara.

12.   Kepribadian
Anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik cenderung kemampuan berbicaranya lebih baik, baik secara kuantitatif, maupun secara kualitatif, dibandingkan anak yang penyesuaian dirinya jelek. Kenyataanya, bicara seringkali dipandang sebagai salah satu petunjuk anak yang sehat mental.